Wednesday, November 23, 2011

Penyakit Asam Urat

          A.        Pengertian Asam Urat
        Asam urat (uric acid), dalam The Merk Index, an Encyclopedia of Chemicals and Drugs, Edisi ke-9, dinyatakan sebagai suatu senyawa alkaloida turunan purin (xanthine). Senyawa yang pertama kali ditemukan oleh Scheele pada tahun 1776 ini merupakan produk akhir dari metabolisme nitrogen pada burung dan hewan melata. Asam urat bisa ditemukan pada hasil ekskresi kedua jenis hewan tersebut dan pada urin hewan pemakan daging.
        Asam urat merupakan kristal putih, tidak berbau dan berasa, mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam sianida (HCN), sangat sukar larut dalam air, larut dalam gliserin dan alkali. Menurut Mathews (1991) dalam bukunya Biochemistry, asam urat dihasilkan oleh setiap makhluk hidup akibat proses metabolisme utama yaitu, suatu proses kimia dalam inti sel yang berfungsi menunjang kelangsungan hidup. Proses dimulai dari makanan berupa karbohidrat, protein dan selulosa (serat) melalui suatu jalur proses kimia yaitu siklus Krebs yang akan menghasilkan tenaga (energi) dan bahan-bahan kimia yang dibutuhkan tubuh. Bila terjadi penyimpangan dalam proses ini, terutama terjadi pada orang berusia 40 tahun ke atas atau manula, maka asam urat akan menumpuk.  

B.        Penyakit Asam Urat (Gout)
        Istilah gout berasal dari bahasa Latin, yaitu gutta (tetesan). Alasannya menurut kepercayaan kuno, penyakit ini disebabkan oleh luka yang jatuh menetes ke dalam kendi.

        Penyakit asam urat sudah dikenal sejak masa Hippocrates. Dulu, penyakit ini disebut “penyakit para raja dan raja dari penyakit” karena sering muncul pada kelompok masyarakat dengan kemampuan sosial ekonomi tinggi, misalnya keluarga kerajaan. Kalangan itu banyak mengonsumsi daging sehingga menimbulkan rasa sakit yang teramat sangat.
        Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Kadar asam urat yang berada di atas normal akan menyebabkan pengkristalan pada persendian dan pembuluh kapiler darah, terutama yang dekat persendian. Akibatnya, apabila persendian digerakkan akan terjadi gesekan kristal-kristal tersebut sehingga menimbulan rasa nyeri. Demikian juga bila kristal-kristal mengendap di pembuluh kapiler darah. Bila kita bergerak, kristal-kristal asam urat akan tertekan ke dinding pembuluh darah kapiler, sehingga ujung kristal yang runcing menusuk dinding pembuluh darah kapiler. Akibatnya timbul rasa nyeri. Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer karena persendian tersebut lebih dingin daripada persendian di pusat tubuh dan urat cenderung membeku pada suhu dingin.
                                                    
C.        Penyebab dan Faktor Resiko Gout
        Ada beberapa hal yang membuat kadar asam urat dalam darah meningkat hingga terjadi gout. Pertama, produksi asam urat dalam tubuh yang meningkat karena:
§  adanya gangguan metabolisme purin ,
§  kelainan pembawa sifat atau gen,
§  kelebihan mengonsumsi makanan berkadar purin tinggi,
§  penyakit seperti leukemia, kemoterapi, radioterapi.


Kedua, pembuangan asam urat yang sangat berkurang karena:
§  minum obat tertentu (anti-TB/pirzinamid, diuretic, salisilat),
§  dalam keadaan kelaparan, puasa dan diet ketat,
§  keracunan,
§  olah raga terlalu berat,
§  meningkatnya kadar kalsium darah akibat penyakit hiperparatiroid,
§  hipertensi,
§  gagal ginjal.

Ketiga, penyebab-penyebab lainnya yang menyebabkan tingginya kadar asam urat dalam darah, yaitu:
§  ras dan kegemukan (obesitas),
§  makanan yang banyak mengandung purin

Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah:
§  pola makan,
§  kegemukan,
§  usia (> 40 tahun),
§  jenis kelamin,
(cenderung dialami laki-laki karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat melalui urin).
§  suku bangsa,
(prevalensi paling tinggi di dunia adalah suku Maori di Australia dan prevalensi tertinggi di Indonesia pada penduduk pantai Manado-Minahasa karena pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol).



D.       Gejala dan Tanda Serangan Gout
Gambaran klinis penyakit asam urat (gout) sebagai berikut:
-      gejala paling khas dari gout adalah nyeri dan kemerahan pada sendi, sering memburuk di malam hari karena pengaruh dingin,

§  gout dapat menyerang lebih dari satu sendi tetapi umumnya asimetri (satu sisi tubuh saja)
§  selama peradangan akut penderita mengalami peningkatan LED serta CRP serum,
§  mengalami lebih dari sekali serangan arthritis akut,
§  terjadinya peradangan maksimal dalam 1 hari,
§  hiperuricemia, kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,7 mg/dl
§  gejala lainnya dari arthritis gout akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan denyut jantung yang cepat,
§  gout pada laki-laki biasanya timbul pada usia pertengahan, pada perempuan muncul pada saat pasca-menopause,
§  sendi membengkak dan kulit di atasnya tampak merah atau keunguan, kencang dan licin, serta teraba hanagt. menyentuh kulit di atas sendi tersebut bisa menimbulkan nyeri yang luar biasa,
§  gejala menghilang secara bertahap dimana sendi kembali berfungsi dan tidak timbul gejala sampai terjadi serangan berikutnya,
§  jika penyakit ini makin memburuk, maka serangan yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, sendi yang terkena bisa mengalami kerusakan permanen.
E.        Mendiagnosis Gout
        Menurut The American Rheumatism Association, kriteria diagnostic untuk gout adalah:
§  adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi,
§   benjolan keras dari kristal urat (tofus) terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi,
§   diagnosis gout ditegakkan berdasarkan gejala yang khas dan hasil pemeriksaan sendi. Adanya kadar asam urat yang tinggi dalam darah akan memperkuat diagnosis.

Adapun untuk memastikan seseorang terkena gout dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium sebagai berikut:
§   pemeriksaan kadar asam urat dalam darah, bila kadar asam urat pada laki-laki > 7 mg/dL dan pada perempuan > 6 mg/dL maka dikatakan menderita asam urat tinggi yang memicu terjadinya gout,
§   pemeriksaan kadar asam urat dalam urin per 24 jam, dikatakan berlebihan jika kadarnya > 800 mg/24 jam pada diet biasa dan > 600/24 jam pada diet bebas purin,
§  pemeriksaan cairan sendi untuk melihat defosit kristal asam urat.

F.        Mencegah Gout
        Penyakit gout tidak bisa dicegah, tetapi beberapa faktor pencetusnya bisa dihindari (misalnya cedera, alkohol, makanan kaya purin). Untuk mencegah kekambuhan, dianjurkan untuk minum banyak air.
  
BAB III
PENANGGULANGAN PENYAKIT ASAM URAT (GOUT)

A.        Mengendalikan Peradangan Asam Urat
        Langkah pertama untuk megurangi nyeri adalah mengendalikan peradangan. Saat ini obat anti-peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen dan indometasin) lebih banyak digunakan daripada kolkisin dan sangat efektif mengurangi nyeri dan pembengkakkan sendi. Terkadang obat pereda nyeri ditambahkan suatu zat untuk mengendalikan nyeri (misalnya kodein dan meperidin), sendi yang meradang sebaiknya diistirahatkan dahulu.

B.        Menurunkan Kadar Asam Urat
        Obat-obat seperti probenesid atau sulfinpirazon berfungsi menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan jalan meningkatkan pembuangan asam urat ke dalam air seni. Untuk Natrium bikarbonat tujuannya untuk membantu kelarutan asam urat.

C.        Pengobatan untuk Serangan Gout
Untuk mengobati serangan awal gout, perhatikan langkah-langkah berikut:
§  istirahat,
§  kolkisin dimulai pada awal serangan dengan dosis 0,5 mg,
§  obat anti-inflamasi non steroid.

Adapun untuk pengobatan di luar serangan antara lain:
§  usahakan berat badan menjadi ideal,
§  diet rendah purin.



D.       Menekan Kadar Asam Urat
Sejumlah penelitian telah menemukan senyawa-senyawa kimia yang dapat menekan terjadinya asam urat dalam tubuh. Menurut Paul Cos dan kawan-kawan dari Departement of Pharmaceutical Sciences, University of Antwerp, Belgia, beberapa senyawa flavonoida bersifat antioksidan dapat menghambat kerja enzim ksantin oksidase dan reaksi superoksida sehingga pembentukan asam urat jadi terhambat atau berkurang.

E.        Menu Diet Untuk Penderita Gout
Asam urat dapat diobati agar kadar dalam tubuhnya kembali normal. Tetapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka penderita harus mengontrol makanan yang dikonsumsi atau menghindari makanan yang banyak mengandung purin. Penyakit asam urat memang sangat erat kaitannya dengan pola makan seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah protein yang sangat tinggi merupakan penyebab penyakit ini.
Meskipun demikian, bukan berarti penderita asam urat tidak boleh mengonsumsi makanan yang mengandung protein. Asalkan jumlahnya dibatasi, ya tidak masalah. Selain itu, pengaturan diet yang tepat bagi penderita asam urat mampu mengontrol kadar asam urat dalam darah.
Berikut ini beberapa prinsip diet yang harus dipatuhi oleh penderita asam urat:
§  Membatasi asupan purin/rendah purin.
Pada diet normal, asupan purin biasanya mencapai 600-1.000 mg/hari. Namun pada penderita asam urat harus membatasinya menjadi 120-150 mg/hari. Membatasi asupan purin berarti juga mengurangi konsumsi makanan yang berprotein tinggi. Asupan protein yang dianjurkan penderita asam urat adalah 50-70 gram bahan mentah/hari atau 0,8-1 gr/kg berat badan per hari.
Makanan tinggi Purin (100-1000 mg Purin Nitrogen/100 g makanan)
-      otak,
-      jantung,
-      ginjal,
-      hati,
-      roti manis,
-      rusa,
-      sarden,
-      remis,
-      mackerel,
-      air kaldu.
sedang (9-100 mg purin Nitrogen/100 g makanan)
-      daging,
-      unggas,
-      ikan,
-      kerang,
-      asparagus,
-      buncis,
-      jamur,
-      kacang polong,
-      bayam.

§  Mengonsumsi lebih banyak karbohidrat.
Jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks, seperti nasi, singkong, roti dan ubi. Karbohidrat kompleks ini sebaiknya dikonsumsi tidak kurang dari 100 g/hari, yaitu sekitar 65-75% dari kebutuhan energi total. Sedangkan karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali dan sirup sebaiknya dihindari karena akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah. 

§  Mengurangi konsumsi lemak.
Lemak bisa menghambat ekskresi asam urat melalui air seni. Makanan yang mengandung lemak tinggi seperti jeroan, seafood, makanan yang digoreng, makanan bersantan, margarin, mentega, advokat dan durian sebainya dihindari.

§  Mengonsumsi banyak cairan.
Penderita asam urat disarankan mengonsumsi cairan minimum 2,5 L atau 10 gelas sehari. Cairan ini bisa diperoleh dari air putih, teh, kopi, cairan dari buah-buahan (apel, pir, jeruk, semangka, melon, blewah, belimbing)

§  Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini bisa menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.

§  Mengonsumsi cukup vitamin dan mineral.
Konsumsi vitamin dan mineral yang cukup akan mempertahankan kondisi kesehatan yang baik. Misalnya mengonsumsi pisang, yang mengandung ion potasium dan B6 yang bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit pada persendian dan nyeri otot.
  
BAB VI
PENUTUP

A.        Kesimpulan
        Asam urat merupakan kristal putih, tidak berbau dan berasa, mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam sianida (HCN), sangat sukar larut dalam air, larut dalam gliserin dan alkali. Menurut Mathews (1991) dalam bukunya Biochemistry, asam urat dihasilkan oleh setiap makhluk hidup akibat proses metabolisme.
        Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Peningkatan kadar asam urat dalam urin dan serum (hyperuricemia) bergantung pada fungsi ginjal, laju metabolisme purin dan asupan diet dari makanan yang mengandung purin.
        Kadar asam urat yang berada di atas normal akan menyebabkan pengkristalan pada persendian. Akibatnya, apabila persendian digerakkan akan terjadi gesekan kristal-kristal tersebut sehingga menimbulan rasa nyeri (gout).
        Asam urat dapat diobati agar kadar dalam tubuhnya kembali normal. Tetapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka penderita harus mengontrol makanan yang dikonsumsi atau menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
  Penyakit asam urat memang sangat erat kaitannya dengan pola makan seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah protein yang sangat tinggi merupakan penyebab penyakit ini. Maka dari itu pengobatan penyakit gout dapat berupa terapi diet saja atau tidak memerlukan obat-obatan kimia.


B.        Saran
Ada beberapa jenis makanan yang diketahui kaya akan purin, antara lain, daging, seafood, kacang-kacangan, bayam, jamur dan kembang kol. Tenaga kesehatan umumnya selalu menyarankan untuk menghindari makanan tersebut tanpa menjelaskan manfaatnya, bagaimana proses terjadinya gout dan zat apa yang terdapat dalam makanan yang menjadi pantangan. Untuk itu, penjelasan dari tenaga kesehatan mengenai mekanisme asam urat diperlukan agar penanggulangan penyakit asam urat dapat berjalan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Irawan Syahrazad, dr. 2010. Cara Mudah Mengatasi Asam Urat. Yogyakarta: Octopus.
Kee, Joyce LeFever. 2007. Pedoman Pemeriksaan Lab dan Diagnostik. Jakarta: EGC.
Fatimah, SKM., M.Kes., dkk. 2009. Langkah Mudah Membuat Usulan Proposal KTI dan Laporan Hasil KTI. Jakarta: Trans Info Media.

0 Post a Comment:

Post a Comment