1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam gerak hidup kita semua diperlukan badan yang sehat, mempunyai daya tahan yang cukup terhadap penyakit-penyakit dan mempunyai persediaan tenaga yang diperlukan. Semua keperluan hidup itu pada keadaan normal diberikan kepada tubuh kita dalam bentuk makanan. Pada keadaan khusus, misalnya pada keadaan sakit, mungkin pula diberikan sebagai pengobatan.
Tenaga terutama diberikan dalam bentuk bahan makanan pokok dan lauk-pauk. Pada permulaannya disangka, bahwa bahan pangan sumber tenaga merupakan kebutuhan pokok yang dapat mencuykupi segala kebutuhan hidup. Kemudian ternyata bahwa hidangan yang hanya menyediakan bahan makanan pokok yang merupakan sumber tenaga, tidak cukup untuk menjamin kesehatan yang baik. Masih diperlukan bahan sayuran yang menyediakan zat lain yang juga harus ada untuk memberikan tubuh yang sehat dan kuat. Juga buah-buahan mengandung zat yang penting itu. Kemudian ditemukan bahwa di samping sumber tenaga, diperlukan zat lainnya yang diberi nama vitamin.
Oleh karena itu, diperlukan pembahasan yang lebih mendalam untuk mengetahui lebih jelas tentang vitamin.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan vitamin?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan mikroorganisme?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan kematian mikroorganisme?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan pengendalian mikroorganisme?
1.2.5 Apa yang dimaksud dengan zat antimikroba?
1.2.6 Zat-zat apa saja yang termasuk dalam zat antimikroba?
1.2.7 Apa yang dimaksud dengan pengendalian mikroorganisme sarana fisik?
1.2.8 Komponen-komponen apa saja yang termasuk dalam pengendalian mikroorganisme sarana fisik?
1.2.9 Apa yang dimaksud dengan pengendalian mikroorganisme bahan kimia?
1.2.10 Komponen-komponen apa saja yang termasuk dalam pengendalian mikroorganisme bahan kimia?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi pada pengendalian mikroorganisme dengan sarana fisik dan bahan kimia.
1.4 Rumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apa saja komponen dari pengendalian mikroorganisme dengan sarana fisik dan bahan kimia?”
1.5 Tujuan Pembuatan Makalah
Merujuk pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1.5.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengendalian mikroorganisme,
1.5.2 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengendalian mikroorganisme dengan sarana fisik,
1.5.3 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengendalian mikroorganisme dengan bahan kimia.
1.6 Metode Pembuatan Makalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode penelitian: studi pustaka dengan mencari dan mengambil materi dari referensi buku dan internet.
BAB II
PEMBAGIAN VITAMIN
2.1 Pembagian Vitamin
2.1.1 Vitamin yang Tidak Larut di dalam Air
Contoh: Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat ADEK.
2.1.1.1 Vitamin A
Sebelum ditemukan vitamin yang larut dalam lemak, orang menduga bahwa lemak hanya berfungsi sebagai sumber energi. Vitamin yang larut dalam lemak biasanya ditimbun dalam tubuh dan karenanya tidak perlu disediakan setiap hari dalam makanan.
Absorbsi vitamin larut lemak yang normal ditentukan oleh absorbsi normal dari lemak. Gangguan absorbsi lemak yang disebabkan oleh gangguan sistim empedu akan menyababkan gangguan absorbsi vitamin–vitamin yang larut lemak. Setelah diabsorbsi, vitamin ini dibawa ke hepar dalam bentuk kilomikron dan disimpan di hepar atau dalam jaringan lemak. Di dalam darah, vitamin larut lemak diangkut oleh lipoprotein atau protein pengikat spesifik (Spesific Binding Protein), dan karena tidal larut dalam air, maka ekskresinya lewat empedu, yang dikeluarkan bersama-sama feses.
1) Provitamin A
Vitamin A dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk prekusor (provitamin). Provitamin A terdiri dari α, β, dan γ- karoten. β – karoten merupakan pigmen kuning dan salah satu jenis antioksidan yang memegang peran penting dalam mengurangi reaksi berantai radikal bebas dalam jaringan. Struktur kimia β-karoten ditunjukkan pada Gambar 2.1.
|
2) Struktur Kimia Vitamin A
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif, yaitu retinol, retinal (retinaldehyde) dan retinoic acid (Gambar 2.2)
Gambar 2.2. Tiga biomolekul aktif vitamin A
3) Sifat-sifat Vitamin A
Tumbuh-tumbuhan tidak mensintesis vitamin A, akan tetapi manusia dan hewan mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah karotenoid provitamin A menjadi vitamin A. Dikenal bentuk-bentuk vitamin A, yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai retinol, bentuk aldehid disebut retinal, dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Retinol tidak akan berubah dalam gelap, sehingga bisa disimpan dalam bentuk ampul, di tempat gelap, pada suhu di bawah nol. Retinol juga sukar berubah, jika disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan antioksidan yang cocok. Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk alkohol maupun aldehid.
Secara kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami dari tanaman bisa melindungi vitamin A dalam bahan makanan. Leguminosa tertentu, terutama kacang kedele dan alfafa, mengandung enzim lipoksigenase yang bisa merusak karoten, xantofil, bahkan vitamin A, melalui tahapan-tahapan oksidasi dengan asam lemak tidak jenuh. Melalui pemanasan yang sempurna pada kacang kedele dan pengeringan pada alfafa akan merusak enzim tersebut.
Di dalam praktek, terutama dalam penyimpanan, vitamin A bersifat tidak stabil. Guna menciptakan kestabilannya, maka dapat diambil langkah-langkah, yaitu secara kimia, dengan penambahan antioksidan dan secara mekanis dengan melapisi tetesan-tetesan vitamin A dengan lemak stabil, gelatin atau lilin, sehingga merupakan butiran-butiran kecil. Melalui teknik tersebut, maka sebagian besar vitamin A bisa dilindungi dari kontak langsung dengan oksigen.
4) Manfaat Vitamin A
Vitamin A essensial untuk pertumbuhan, karena merupakan senyawa penting yang menciptakan tubuh tahan terhadap infeksi dan memelihara jaringan epithel berfungsi normal. Jaringan epithel yang dimaksud adalah terutama pada mata, alat pernapasan, alat pencernaan, alat reproduksi, syaraf dan sistem pembuangan urine.
Hubungan antara vitamin A dengan fungsi mata yang normal, perlu mendapat perhatian khusus. Vitamin A berperan dalam sintesis stereoisomer dari retinal yang disebut retinen, yang berkombinasi dengan protein membentuk grup prostetik yang disebut “visual purple”, yang lebih dikenal dengan istilah rodopsin. Jadi vitamin A diperlukan untuk mensintesis rodopsin, yang selalu pecah atau dirusak oleh proses fotokimiawi sebagai salah satu proses fisiologis dalam sistem melihat. Apabila vitamin A pada suatu saat kurang dalam tubuh, maka sintesis ”visual purple” akan terganggu, sehingga terjadi kelainan-kelainan melihat.
Vitamin A berperan dalam berbagai proses tubuh, antara lain, stereoisomer dari retinal yang disebut retinen, memainkan peranan penting dalam penglihatan. Vitamin A diperlukan juga dalam pencegahan ataxia, pertumbuhan dan perkembangan sel, pemeliharaan kesempurnaan selaput lendir (mukosa), reproduksi, pertumbuhan tulang rawan yang baik dan cairan serebrospinal yang norma, mampu meningkatkan sistem imun, berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan terbukti bisa melawan ketuaan.
Secara metabolik, vitamin A berperan dalam memacu sintesis kortikosteroid, yaitu pada proses hidroksilasi pregnenolon menjadi progesteron, memacu perubahan mevalonat menjadi squalen, yang selanjutnya dirubah menjadi kolesterol dan sebagai pengemban (carrier) pada sintesis glikoprotein membran.
5) Sumber Vitamin A
Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A1 (retinal), terutama banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A2 (retinol) atau 3-dehidro retinol, terutama terkandung dalam hati ikan tawar. Vitamin A yang berasal dari minyak ikan, sebagian besar ada dalam bentuk ester.
Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan, seperti mentega (lemak susu), kuning telur, keju, hati, hijauan dan wortel. Warna hijau tumbuh-tumbuhan merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar karoten. Buah-buahan berwarna merah dan kuning, seperti cabe merah, wortel, pisang, pepaya, banyak mengandung provitamin A, ß-karoten. Untuk makanan, biasanya vitamin A terdapat dalam makanan yang sudah difortifikasi (ditambahkan nilai gizinya).
6) Metabolisme Vitamin A
Vitamin A dan β-karoten diserap dari usus halus dan sebagian besar disimpan di dalam hati. Bentuk karoten dalam tumbuhan selain β, adalah α, γ-karoten serta kriptosantin. Setelah dilepaskan dari bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa tersebut diserap oleh usus halus dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif, kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik, kemudian bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atau retinol-binding protein (RBP), yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu “transthyretin” untuk diangkut ke sel-sel jaringan.
Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam retinoat.
Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A, sebagian dikonversi menjadi retinol dan metabolismenya seperti di atas. Sebagian kecil karoten disimpan dalam jaringan adiposa dan yang tidak digunakan oleh tubuh diekskresikan bersama asam empedu melalui feses.
Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim β- karoten 15,15-deoksigenase, β- karoten tersebut dipecah menjadi retinal (retinaldehid), yang kemudian direduksi menjadi retinol oleh enzim retinaldehid reduktase. Pada diet hewani, retinol ester dihidrolisis oleh esterase dari pankreas, selanjutnya diabsorbsi dalam bentuk retinol, sehingga diperlukan garam empedu.
Proses di atas sangat terkontrol, sehingga tidak dimungkinkan produksi vitamin A dari karoten secara berlebihan. Tidak seluruh karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A, sebagian diserap utuh dan masuk ke dalam sirkulasi, hal ini akan digunakan tubuh sebagai antioksidan. Beberapa hal yang menyebabkan karoten gagal dikonversi menjadi vitamin A, antara lain (1) penyerapan tidak sempurna ; (2) konversi tidak 100%, salah satu sebab adalah diantara karoten lolos ke saluran limfe, dan (3) pemecahan yang kurang efisien.
7) Defisiensi Vitamin A
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A, antara lain
rabun senja (night blindness)), katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, keratinisasi (sel epithel kering), kulit yang tidak sehat, bersisik dan mengelupas.
rabun senja (night blindness)), katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, keratinisasi (sel epithel kering), kulit yang tidak sehat, bersisik dan mengelupas.
8) Hipervitaminosis A
Terutama pada anak-anak, kelebihan vitamin A ditandai dengan kemunculan gejala-gejala, antara lain hilangnya napsu makan, mual, berat badan menurun, pusing, luka di sudut mulut, bibir pecah-pecah, rambut rontok dan nyeri tulang.
2.1.1.2 Vitamin D
2.1.1.3 Vitamin E
2.1.1.4 Vitamin K
2.1.2 Vitamin yang Larut di dalam Air
Contoh: Vitamin B dan Vitamin C
2.1.2.1 Vitamin B
2.1.2.1.1 Vitamin B1
Vitamin B1 yang dikenal juga dalam nama lain Thiamin merupakan vitamin yang penemuannya diawali oleh penelitian dokter Eijkman, seorang dokter militer Belanda yang bertugas di Jawa. Pada kala itu (akhir abad ke-19) Eijkman menyatakan bahwa penyakit beri-beri bisa disembuhkan dengan pemberian bekatul beras.
Penelitian dokter Eijkman mengacu kepada fenomena unggas yang diberi pakan berupa beras yang telah dibersihkan dan dimasak. Beliau menemukan bahwa pemberian pakan kepada unggas berupa beras yang telah dibersihkan dan dimasak dapat menyebabkan kelumpuhan. Kelumpuhan dapat disembuhkan dengan cara menghentikan pemberian pakan seperti yang tersebut di atas dan menggantinya dengan pakan berupa beras yang belum dibersihkan. Kemudian substansi yang dimaksud oleh Eijkman terdapat pada bekatul beras ditemukan juga pada sayur-sayuran, kacang-kacangan, susu, kuning telur dan hati. Yang mana substansi tersebut dinamakan Aneurin oleh para peneliti selanjutnya setelah Eijkman.
1) Kimia Thiamin
Thiamin/Aneurin adalah kompleks molekul organik yang memiliki satu inti tiazol dan inti pirimidin yang dihubungkan oleh jembatan methylene dalam struktur kimianya.
Dalam tubuh Thiamin akan dirubah menjadi bentuk aktifnya setelah bereaksi dengan Adenosin Triphosfat (ATP) menjadi Thiamin Pirofosfat. Thiamin Pirofosfat adalah koenzim dalam reaksi karboksilasi asam piruvat dan asam ketoglutarat. Peningkatan kadar asam piruvat dalam darah juga dapat diindikasikan sebagai tanda tubuh kekurangan vitamin B1.
2) Sifat dari vitamin B1
· Larut dalam air
· Tahan disimpan lama
· Tidak tahan panas
· Tahan terhadap basa
3) Fungsi dari vitamin B1
· Untuk membentuk koenzim yang di perlukan dalam katabolisme atau pembongkaran karbohidrat
· Menambah nafsu makan
· Membantu mengeluarkan getah pencernaan
· Mengatur air dalam tubuh
4) Kebutuhan Dalam Sehari
Kebutuhan Thiamin untuk tubuh adalah sebanding dengan asupan kalori per hari. Ini disebabkan Thiamin dibutuhkan untuk menjalankan metabolisme energi, terutama karbohidrat. Oleh karenanya, jumlah Thiamin yang dibutuhkan berbanding lurus dengan asupan makanan pokok per hari. Thiamin minimal dibutuhkan sebesar 0.3 mg per 1000 kcal. Jika perhitungan kalori dirasa membingungkan, maka beruntung di Indonesia sudah ada standar yang disebut AKG(Angka Kecukupan Gizi). AKG untuk vitamin B1 di Indonesia adalah 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi, 1,0 mg/hari untuk orang dewasa, dan 1,2 mg/hari untuk ibu hamil.
5) Kekurangan Thiamin
Beri-beri adalah salah satu akibat terberat dari kondisi defisiensi Thiamin. Gejala utama beri-beri tampak pada sistem jantung & pembuluh darah (kardiovaskuler) dan sistem saraf. Gangguan sistem kardiovaskuler dapat berupa penurunan kerja jantung antara lain sesak nafas setelah kerja fisik yang berat, pembesaran jantung, gangguan ritme dan lain-lain. Sedangkan gangguan pada sistem saraf dapat berupa neuritis perifer dengan gejala kelemahan pada kaki, kekuatan otot berkurang, dan dapat menjurus pada kelumpuhan tungkai pada keadaan yang lebih berat.
2.1.2.1.2 Vitamin B2
Riboflavin, dikenal juga sebagai vitamin B2, adalah mikronutrisi yang mudah dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan kunci dalam menjaga kesehatan pada manusia dan hewan. Vitamin B2 diperlukan untuk berbagai ragam proses seluler.
Seperti vitamin B lainnya, riboflavin memainkan peranan penting dalam metabolisme energi dan diperlukan dalam metabolisme lemak, zat keton, karbohidrat dan protein. Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembentukkan sel darah merah, antibodi dalam tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat.
Susu, keju, sayur hijau, hati, ginjal, kacang-kacangan seperti kacang kedelai, ragi, jamur dan badam merupakan sumber utama vitamin B2, namun paparan terhadap cahaya akan menghancurkan riboflavin.
Nama riboflavin berasal dari kata ribosa dan flavin.
Struktur:
1) Sifat dari Vitamin B2
· Stabil terhadap pemanasan dalam larutan asam mineral
· Tahan terhadap pengaruh oksidasi
· Sensitif terhadap sinar ultraviolet mau pun cahaya biasa
2) Fungsi Vitamin B2
Vitamin B2 berguna dalam membantu pertumbuhan, pemelihara jaringan syaraf, jaringan pelapis, kulit dan kornea mata juga memberi pernapasan pada sel tubuh.
3) Sumber Vitamin B2
Sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan banyak lagi lainnya.
4) Kekurangan Vitamin B2
Turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya.
2.1.2.1.3 Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini.
Struktur:
1) Sumber Vitamin B3
Buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya.
2) Kekurangan Vitamin B3
Terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain.
2.1.2.1.4 Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh.
Struktur:
Sumber yang mengandung vitamin B5
daging, susu, sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5
otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain.
3 Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.
Struktur:
Sumber vitamin B6
Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, hati, kacang-kacangan, ragi,daging, dan ikan.
Penyakit yang ditimbulkan vitamin B6
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 adalah pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
4 Vitamin B8 (Biotin)
Vitamin B8 memiliki peranan yang sangat besar dalam reaksi biokimia di dalam tubuh, seperti dalam transfer karbon dioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak. Tidak seperti kebanyakan vitamin lainnya, biotin merupakan salah satu jenis vitamin yang cukup stabil diberbagai kondisi lingkungan, seperti panas, paparan cahaya matahari, dan oksigen.
Struktur :
Sumber vitamin B8
Sumber utama biotin antara lain berasal dari daging, kuning telur, dan pisang. Selain itu, biotin juga dapat diperoleh dari tanaman kacang-kacangan, ragi, dan gandum. Defisiensi biotin serngkali menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti dermatitis, depresi, anemia, dan kerontokan rambut. Sistem antibodi tubuh pun dapat terganggu. Hal ini menyebabkan tubuh mudah terinfeksi oleh bakteri dan jamur. Untuk mengatasi hal ini, penderita dapat diberi asupan kuning telur secara berkala karena memiliki kandungan biotin yang tinggi.
5 Vitamin B9
Vitamin B9 didapatkan namanya dari kata latin folium (daun). Vitamin B9 (asam folat) sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh mulai dari sintesis nukleotid ke remetilasi homocysteine. Vitamin ini terutama penting pada period pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa memerlukan Asam Folat untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Asam Folat (Vitamin B9) juga sangat penting bagi wanita hamil. Asupan asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf (Neural Tube Defects) dan cacat sistem saraf (otak) pada bayi.
Struktur :
Sumber vitamin B9
Sumber bahan makanan yang mengandung asam folat, yaitu sayuran berdaun seperti bayam, lobak cina, kacang kering dan kacang polong, sereal, biji bunga matahari serta buah-buahan dan sayuran tertentu.
Penyakit yang ditimbulkan vitamin B9
Asupan asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf (Neural Tube Defects) dan cacat sistem saraf (otak) pada bayi.
6 Vitamin B12
Vitamin B12 merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan eritrosit darah.
Struktur:
:
Sumber vitamin B12
Telur, hati, daging, dan lainnya
Penyakit yang ditimbulkan
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 adalah kurang darah atau anemia, mudah capek/ lelah/ lesu/ lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya
6.1.1.1 Vitamin C
B. Vitamin B kompleks
Vitamin C
Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyimenerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuatimunitas terhadap infeksi. Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas Woman's Universitymenemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.
Awalnya vitamin C digunakan untuk mencegah penyakit scurvy. Makan buah sitrus yang kaya vitamin C bisa mencegah kelainan gigi, perdarahan, purpura, kelainan mental.
Saat ini vitamin C yang dikenal sebagai asam ascorbat, telah banyak diteliti sebagai salah satu antioksidan. Konsumsi vitamin C dihubungkan dengan penurunan risiko menderita kanker tertentu, penyakit kardiovaskuler , katarak, mempercepat penyembuhan luka, membantu struktur tulang dan gigi, perdarahan gusi, dan modulasi imun. Vitamin C juga membantu penyerapan besi dan kalsium sehingga menambah resitensi terhadap infeksi. Vitamin C topikal digunakan sebagai antioksidan topikal untuk mencegah kerusakan kulit akibat sinar matahari, terapi melasma, stria alba, dan terapi eritema pasca tindakan laser.
Struktur Vitamin C
Vitamin C (ascorbate), merupakan α-ketolactone yang merupakan hydrophilic monovalent hydroxyl anion. Penambahan satu elektron akan membentuk radikal bebas ascorbate. Perubahan bentuk ini lebih stabil daripada radikal bebas lain dan dapat menerima elektron lain, menjadi effective free radical scavenger, dan sebagai antioksidan yang bagus. Jika bentuk transien tidak bisa menangkap elektron akan melepas elektron ke dalam reaksi enzin dan menjadi donor elektron. Ketika dua elektron ditambahkan ke ascorbic acid, reaksi akan membentuk substansi baru yang disebut dehydro-L-ascorbic acid (DHAA). Substansi baru ini bisa diubah lagi menjadi ascorbate, tetapi cincin lactone terbuka secara irreversible, membentuk diketogulonic acid, bentuk yang tidak aktif. Bentuk ini sering trejadi jika mengalami oksidasi. Jika vitamin C terekspose sinar ultra violet atau udara, molekul akan cepat menangkap dua elektron menjadi DHAA yang mengandung cincin aromatic. Oksidasi lebih lanjut, cincin akan terbuka ireversibel dan larutan vit C akan menjadi inaktif secara permanen.
Kebutuhan Vitamin C
RDA merekomendasikan: pria 90 mg, wanita 75 mg. Dosis berkisar 1000-2000 mg tergantung kebutuhan. Dosis maksimum yang aman, untuk pemakaian jangka lama 2000 mg, jangka pendek 3000 mg.
Risiko Pemberian Vitamin C
Pemberian vitamin C dosis tinggi bisa mengakibatkan diare, mual, stomach cramping, excess urination, skin rash, meningkatkan risiko terjadinya batu ginjal, mengurangi kadar cuprum (tembaga). Hati- hati pemebrian pada pasien dengan glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency, hemosiderosis, hemochromatosis, wanita dengan kontrasepsi hormonal, menerima terapi amisilin, indometasin, salisilat, tetrasiklin, kortikosteroid. Kadar vitamin C akan ditingkatkan jika merokok dan konsumsi alkohol.
Sumber Vitamin C
Buah-buahan jeruk, sitrun, strawberry, tomat, sayuran.
Vitamin C sebagai antioksidan:
Mencegah risiko terjadinya kanker kulit tertentu, menurunkan eritema setelah radiasi, menambah efektivitas sunscreen jika digabung dengan preparat sunscreen, menambah manfaat jika digabungkan dengan vitamin E.
Efek vitamin C pada sintesis kolagen dan elastin:
Meningkatkan produksi kolagen dan elastin, mengurangi wrinkle, dengan mekanisme kerja perlu penelitian lebih lanjut.
Vitamin C topikal
Belum ada bukti bahwa konsumsi vitamin C (oral) akan meningkatkan kadar vitamin C di kulit, sehingga preparat vitamin C topikal sangat popular. Sediaan bisa berupa water- or lipid-soluble form. Bentuk lipid-soluble bersifat noniritasi, fotoprotektif, dan antiinflamasi. Sayangnya, banyak sediaan yang tidak bisa menembus stratum korneum sehingga tidak bermanfaat. Beberapa manufaktur mengklain bahwa sediaannya nonionic dan kurang lipofilik sehingga meningkatkan kemungkinan absorpsi perkutan. Kekerangan lain sediaan topikal adalah ketidakstabilannya sehingga tidak aktif jika botol dibuka.
Vitamiin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini.
0 Post a Comment:
Post a Comment