( Kingdom: Bacteria )
( Phylum: Actinobacteria )
( Order: Actinomycetales )
( Suborder: Corynebacterineae )
( Family: Mycobacteriaceae )
( Genus: Mycobacterium )
( Species: M. tuberculosis
Binomial name Mycobacterium tuberculosis
Spesies ini adalah patogen manusia yang intrasel fakultatif dan menyebabkan tubercolosis. Penyakit ini sebagian besar tinggal di lingkungan urban padat sehingga menjadi masalah utama diantara kaum miskin karena meningkatnya kemungkinan penyebaran melalui pernapasan dan adanya pasien-pasien yang tidak diobati.
Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram positif atau bakteri gram negatif, karena apabila diwarnai sekali dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun dibubuhi iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan asam. Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol. Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora serta dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60% (Simbahgaul, 2008). Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag
Morfologi
Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman batang lurus atau agak bengkok, berukuran panjang 1 sampai 4 µ dan lebar 0,2 sampai 0,8 µ, dapat ditemukan bentuk sendiri maupun berkelompok. Kuman ini merupakan bakteri tahan asam (BTA) yang bersifat tidak bergerak, tidak berspora, dan tidak bersimpai. Pada pewarnaannya M. tuberculosis tampak seperti manik-manik atau tidak terwarnai secara merata.
Sifat-Sifat Biakan:
1.Kuman bersifat aerob yaitu organisme yang melakukan metabolisme dengan bantuan oksigen.
2.Sifat pertumbuhan lambat (waktu generasi 2 sampai 6 minggu), sedangkan koloninya muncul pada pembiakan 2 minggu sampai 6 minggu.
3.Suhu optimum pertumbuhan pada 37˚C dan pH optimum 6,4 sampai 7.
4.Tumbuh subur pada biakan (eugonik), adapun perbenihannya dapat diperkaya dengan penambahan telur, gliserol, kentang, daging, ataupun asparagin.
Daya Tahan:
Kuman ini tahan terhadap desinfektan kimia dan pengeringan. Dapat mati pada suhu 60˚C selama 20 menit, ataupun pada suhu 100˚C dengan waktu yang lebih singkat. Jika terkena sinar matahari, biakan kuman mati dalam waktu 2 jam. Pada dahak kuman ini dapat bertahan 20 sampai 30 jam walaupun disinari matahari. Selain itu, kuman mati oleh tincture iodii , etanol 80%, dan fenol 5%.
Patogenesis:
Dasar sifat virulensi kuman ini belum diketahui. Kuman ini tidak membuat toksin, namun keanekaragaman komponen dari kuman ini memiliki keaktifan biologis yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi pathogenesis, alergi, dan kekebalan pada penyakit ini. Virulensi tergantung pada dua senyawa di selubung sel M. tubercolosis yang berminyak. Faktor genjel (cord factor, trehalosa mikrolet) menghambat respirasi mitokondria. Sulfolipid/ sulfatida menghambat fusi fagosom-lisosom, sehingga M. tubercolosis dapat bertahan hidup dalam sel.
Infeksi terjadi melalui debu atau titik cairan(droplet) yang mengandung kuman TBC dan masuk ke jalan nafas. Penyakit imbul setelah kuman menetap dan berkembang biak dalam paru-paru atau kelenjar getah bening regional.
Perkembangan penyakit bergantung pada : Dosis kuman yang masuk dan Daya tahan serta hipersensitivitas hospes.
Kelainan patologi yang terjadi :
1.Tipe Eksudatif
Terdiri dari inflamasi yang akut dengan edema, sel-sel leukosit PMN dan menyusul kemudian sel-sel monosit yang mengelilingi tuberculosis. Kelainan ini terutama terlihat pada jaringan paru dan mirip Pneumonia bakteri. Dalam masa eksudatif ini tuberculin adalah positif.
2. Tipe Produktif
Apabila sudah matang prosesnya lesi ini berbentuk granuloma yang kronik, terdiri dari 3 zona.:
a) Zona Sentral dengan sel raksasa yang berinti banyak dan mengandung tuberculosis.
b) Zona Tengah yang terdiri dari sel-sel epitel yang tersusun radial
c) Zona yang terdiri dari fibroblast, limfosit, dan monosit. Lambat laun zona luar akan berubah menjadi fibrotik dan zona sentral akan mengalami perkijuan. Kelainan seperi ini disebut sebagai tuberkel.
Perjalanan Kuman tuberculosis di dalam tubuh.
Kuman menjalar melalui saluran limfe ke kelenjar getah bening à ductus thoracicus à Organ tubuh melalui aliran darah à Dapat juga langsung dari proses perkijuan masuk ke vena à Pecah ke bronkus àTersebar ke seluruh paru-paru atau tertelan ke tractus digastivus.
Jalur Infeksi:
Kuman tuberculosis biasanya masuk ke dalam tubuh melalui hirupan nafas, tertelan, atau masuk melalui luka pada kulit. Jika terhirup oleh pernafasan kuman ini mengendap pada alveoli paru-paru, lalu difagosit oleh makrofag alveolus. Di dalam fagosit kuman ini terus berkembang biak. Fagosit yang berisi kuman yang dimakannya berfungsi sebagai alat pengangkut infeksi ke berbagai bagian tubuh
4. Gejala umum
· Rasa letih, lesu, kurus dan demam
· Pada tuberculosis paru batuk- batuk yang disertai darah, sakit dada, anemi, keringat malam.
· Komplikasi tuberculosis paru adalah pleuritis, ateletaksis paru, tbc miliaris dan meningitis.
PENCEGAHAN PENYAKIT TUBERCULOSIS
TBC dapat dicegah dengan memutuskan rantai penularan yaitu dengan mengobati penderita TBC sampai benar-benar sembuh serta dengan melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan untuk penyembuhan dengan jalan minum obat yang diberikan secara teratur,sampai dinyatakan sembuh. Seseorang yang positif menderita penyakit TBC bila berobat di unit pelayanan kesehatan akan mendapat obat TBC yang disebut"Kombipak" atau paket obat FDC yang semuanya diberikan secara gratis, dengan mutu dan kualitas.
H. D O T S
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse chemotherapy) adalah strategi pengobatan pasien TB dengan menggunakan paduan obat jangka pendek dan diawasi langsung oleh seorang pengawas yang dikenal sebagai PMO (pengawas menelan obat). Pengobatan TBC dengan strategi DOTS ini merupakan satu-satunya pengobatan TBC yang saat ini direkomendasikan oleh oraganisasi kesehatan sedunia (WHO) karena terbukti paling efektif. Obat TBC harus diminum secara teratur sampai penderita dinyatakan sembuh. Lama pengobatan berkisar 6sampai dengan 8 bulan. Jika tidak teratur minum obat akan menimbulkan: >( Penyakitnya akan lebih sukar diobati ) > ( Kuman TBC dalam tubuh akan berkembang semakin banyak dan menyerang organ tubuh lain) >( Akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat sembuh ) > ( Biaya pengobatan akan sangat besar .
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse chemotherapy) adalah strategi pengobatan pasien TB dengan menggunakan paduan obat jangka pendek dan diawasi langsung oleh seorang pengawas yang dikenal sebagai PMO (pengawas menelan obat). Pengobatan TBC dengan strategi DOTS ini merupakan satu-satunya pengobatan TBC yang saat ini direkomendasikan oleh oraganisasi kesehatan sedunia (WHO) karena terbukti paling efektif. Obat TBC harus diminum secara teratur sampai penderita dinyatakan sembuh. Lama pengobatan berkisar 6sampai dengan 8 bulan. Jika tidak teratur minum obat akan menimbulkan: >( Penyakitnya akan lebih sukar diobati ) > ( Kuman TBC dalam tubuh akan berkembang semakin banyak dan menyerang organ tubuh lain) >( Akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat sembuh ) > ( Biaya pengobatan akan sangat besar .
Pencegahan terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit ini merupakan langkah yang paling efektif dan efisien. Adapun yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan adalah sebagai berikut:
* Konsumsi makanan bergizi
Dengan asupan makanan bergizi, daya tahan tubuh akan meningkat. Produksi leukosit pun tidak akan mengalami gangguan, hingga siap melawan bakteri TBC yang kemungkinan terhirup. Selain itu, konsumsi makanan bergizi juga menghindarkan terjadinya komplikasi berat akibat TBC (Anonim e, 2010).
* Vaksinasi
Dengan vaksinasi BCG yang benar dan di usia yang tepat, sel-sel darah putih menjadi cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri TBC. Meski begitu, vaksinasi ini tidak menjamin penderita bebas sama sekali dari penyakit TBC, khususnya TBC paru. Hanya saja kuman TBC yang masuk ke paru-paru tidak akan berkembang dan menimbulkan komplikasi. Bakteri juga tidak bisa menembus aliran darah dan komplikasi pun bisa dihindarkan. Dengan kata lain, karena sudah divaksin BCG, anak hanya menderita TBC ringan (Anonim e, 2010).
* Lingkungan
Lingkungan yang kumuh dan padat akan membuat penularan TBC berlangsung cepat. Untuk itulah mengapa lingkungan yang sehat dan kebersihan makanan dan minuman sangat perlu untuk dijagaPADA ANA
dd
- Jangan meludah di sembarang tempat .
- Gunakan tempat yang tertutup untuk menampung dahak.
- dahak jangan dibuang di sembarang tempat.
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (tidak merokok, jemur kasur dan tikar secara teratur, ventilasi udara serta sinar matahari.
- Jangan meludah di sembarang tempat .
- Gunakan tempat yang tertutup untuk menampung dahak.
- dahak jangan dibuang di sembarang tempat.
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (tidak merokok, jemur kasur dan tikar secara teratur, ventilasi udara serta sinar matahari.
Diagnosis Laboratorium
Untuk mengetahui secara pasti, seseorang menderita penyakit TBC atau tidak, yaitu dgn pemeriksaan dahaknya di laboratorium klinik (dahak=riak, bukan ludah).Pemeriksaan dahak harus dilakukan sebanyak 3kali selama 2 hari.Jika hasilnya positif ada kuman berarti orang tersebut menderita penyakit TBC.
F. WAKTU PEMERIKSAAN SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu )
> Sewaktu (Hari I): dahak diperiksa di laboratorium sewaktu penderita datang dengan gejala penyakit TB.
> Sewaktu (Hari II): sehabis bangun tidur keesokan harinya, keluarkan dahak, tampung dalam pot (wadah) yang diberi petugas, tutup rapat, bawa ke rumah sakit atau puskesmas.
> Sewaktu (hari ke II ) pada saat suspek datang ke puskesmas atau rumah sakit.
> Sewaktu (Hari I): dahak diperiksa di laboratorium sewaktu penderita datang dengan gejala penyakit TB.
> Sewaktu (Hari II): sehabis bangun tidur keesokan harinya, keluarkan dahak, tampung dalam pot (wadah) yang diberi petugas, tutup rapat, bawa ke rumah sakit atau puskesmas.
> Sewaktu (hari ke II ) pada saat suspek datang ke puskesmas atau rumah sakit.
Setelah dahak dibawa ke rumah sakit, kemudian di buat preprat dan di warnai menggunakan pewarnaan BTA. Kemudian di periksa secara mikroskopis, dan di hitung jumlah BTA, lalu hasil dilaporkan menurut cara IUAT
Perhitungan Cara IUAT
1. Tidak ditemukan basil tahan asam dlm 100 Lp = 0.
2. Dijumpai 1-9 basil tahan asam/100 Lg : ditulis jumlah yg dijumpai.
3. Dijumpai 10-99 basil tahan asam/100 Lp : +
4. Dijumpai 1 - 10 basil tahan asam / 1 Lp : + +
5. Dijumpai lebih dari 10 basil tahan asam/1 Lp : + + +
1. Tidak ditemukan basil tahan asam dlm 100 Lp = 0.
2. Dijumpai 1-9 basil tahan asam/100 Lg : ditulis jumlah yg dijumpai.
3. Dijumpai 10-99 basil tahan asam/100 Lp : +
4. Dijumpai 1 - 10 basil tahan asam / 1 Lp : + +
5. Dijumpai lebih dari 10 basil tahan asam/1 Lp : + + +
0 Post a Comment:
Post a Comment