Friday, February 10, 2012

Loa-loa - Nematoda Jaringan Mata


Sinonim                    : Cacing mata Afrika, cacing Loa, Filaria oculi
Nama penyakit          : Loaiasis, calabar swelling (fugitive swelling), Tropical
                                  swelling dan Afrika eyeworm
Vektor                         : Chrysops
Hospes                     : Manusia
Habitat                     : Cacing dewasa terdapat di jaringan subkutan
  manusia. Mikrofilaria beredar dalam darah pada
  siang hari (diurna) dan hidup di kapiler darah paru
  pada malam hari. Dapat juga diketemukan di urin,
  dahak dan terkadang dalam cairan sumsum tulang
  belakang.
Distribusi geografik     : Banyak ditemukan di Afrika Barat dan Afrika Tengah
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan                      : Animalia
Filum                           : Nemathelmynthes
Kelas                           : Nematoda
Order                           : Spirurida
Superfamili                    : Filarioidea
Keluarga                       : Onchocercidae
Genus                          : Loa
Spesies                        : Loa loa
Sejarah
  • Kasus pertama infeksi Loa loa tercatat di Karibia (Santo Domingo) pada tahun 1770. Seorang ahli bedah Prancis bernama Mongin mencoba tetapi gagal untuk menghapus cacing yang lewat di mata seorang wanita. Beberapa tahun kemudian, pada 1778, ahli bedah Guyot Francois dapat melakukan pembedahan pada cacing di mata seorang budak dari Afrika Barat pada kapal Prancis ke Amerika.
  • Identifikasi microfilaria dibuat pada tahun 1890 oleh Stephen dokter mata McKenzie. Sebuah presentasi klinis umum loiasis, yang diamati pada tahun 1895 di pesisir kota Nigeria maka terciptalah nama Calabar swelling.
  • Pengamatan ini dibuat oleh seorang dokter mata Skotlandia bernama Douglas Argyll-Robertson, tetapi hubungan antara Loa loa dan Calabar swelling tidak disadari sampai tahun 1910 (oleh Dr Patrick Manson). Penentuan vektor lalat Chrysops diketahui pada tahun 1912 oleh British parasitologist Robert Thompson Leiper.
Morfologi
  • Cacing dewasa berbentuk seperti benang halus dan berwarna putih susu
  • Cacing betina : panjang tubuhnya dapat mencapai 7cm atau 50 - 70  0,5n mm
  • Cacing jantan :  4cm atau 30-340,43 mm
  • Mikrofilaria : 250-300 mikron  6-8,5 mokron, memiliki sarung/selubung
Siklus Hidup

1.    Mikrofilaria yang beredar dalam darah dihisap oleh lalat Chrysops
  1. setelah  10-12 hari didalam tubuh serangga, mikrofilaria tumbuh menjadi larva infektif yang ditandai dengan pergantian kulit
  2. kemudian ditularkan kepada manusia lainnya
  3. cacing dewasa hidup dalam tubuh manusia dalam waktu  1-4 tahun, kemudian berkopulasi dan cacing dewasa betina mengeluarkan mikrofilaria.
  4. Cacing dewasa tumbuh dalam badan manusia dan dalam waktu 1  sampai 4 minggu mulai berkopulasi dan cacing betina dewasa mengeluarkan mikrofilarianya.
Patogenesis dan Gejala Klinik
·         Mikrofilaria biasanya tidak menimbulkan gejala
·         Cacing dewasa dapat diketemukan diseluruh tubuh dan sering kali menimbulkan ganguan di konjungtiva mata (sakit, pelupuk mata bengkak) dan pangkal hidung
·         Kelainan yang khas adalah Calabar Swelling atau fungitive swelling (pembengkakan jaringan yang berukuran sebesar telur ayam)
·         Jika cacing masuk ke otak dapat menyebabkan ensefalitis
       
Diagnosis
  1. Dengan menemukan mikrofilaria dalam darah yang diambil pada siang hari
  2. Dengan menemukan cacing dewasa dari konjungtiva mata ataupun dalam jaringan subkutan
Pengobatan
  • Pemberian dietilkarbamasin sitrat (DEC) dosis 2 mg/kgBB/hari, 3 x sehari selama 14 hari
  • Pembedahan untuk mengeluarkan cacing dewasa yang dapat dilakukan pada waktu melintasi jaringan punggung hidung atau pada waktu tampak di konjungtiva kornea
PENCEGAHAN
  1. Pengobatan secara teratur terhadap penderita
  2. Mengadakan pemberantasan vektor dan mencegah gigitan vektor tersebut
Prognosis
Prognosis biasanya baik apabila cacing dewasa telah dikeluarkan dari mata dan pengobatan berhasil dengan baik

0 Post a Comment:

Post a Comment