ilustrasi : aliexpress.com |
Demam sering terjadi ketika kita terkena penyakit infeksi. Ketika kita terinfeksi oleh kuman penyebab infeksi, kuman tersebut mengaktifkan sistem imun tubuh kita sehingga dihasilkanlah sitokin pro-inflamasi dalam tubuh kita, suatu komponen sistem imun yang bertindak seperti "pengirim pesan" dalam tubuh kita. Sitokin tersebut mengaktifkan termostat di otak kita untuk menaikan suhu tubuh kita dengan cara dihasilkannya prostaglandin yang berefek mengecilkan pembuluh-pembuluh darah di bagian perifer tubuh kita sehingga darah banyak mengalir ke bagian tengah tubuh. Karena darah bersifat panas, bagian tengah tubuh kita pun serta bagian kepala menjadi panas alias demam, sedangkan pada tubuh bagian perifer (seperti ujung tangan dan ujung kaki), yang pembuluh darahnya mengecil, jumlah darahnya lebih sedikit dibandingkan pada bagian tengah tubuh sehingga rasanya menjadi lebih dingin. Hal tersebutlah yang sering kita rasakan ketika demam dan banyak orang sering menyebutnya "panas dingin" alias "meriang".
Yang menjadi pertanyaan, mengapa tubuh kita melakukan semua hal tersebut?
Di dalam darah terjadi proses metabolisme yang menghasilkan energi dan panas. Energi yang dihasilkan digunakan tubuh untuk melawan kuman penyebab infeksi. Dan ternyata panas yang dihasilkan, yang menyebabkan tubuh kita demam, dibutuhkan juga untuk membunuh kuman penyebab infeksi karena kebanyakan kuman tidak dapat bertahan hidup pada suhu tinggi. Wah, Subhanallah.
Namun, suhu yang terlalu tinggi pun dapat merusak organ-organ tubuh kita. Oleh karena itu, dibutuhkan obat penurun panas, seperti paracetamol. Namun, obat penurun panas tersebut tidak dapat membunuh kuman penyebab infeksi sehingga penyakit tersebut belum tentu sembuh oleh obat penurun panas.
0 Post a Comment:
Post a Comment