الأحد، 29 أبريل 2012

Vitamin C dosis tinggi turunkan Hipertensi


Ilustrasi : kompas.com

Penyakit tekanan darah tinggi atau lebih dikenal dengan nama hipertensi tergolong silent killer, penyakit yang tak menunjukkan gejala kritis namun bisa menyebabkan serangan fatal. Setidaknya 500 mg vitamin C per hari untuk rata-rata delapan minggu ternyata dapat memiliki efek positif pagi penderita darah tinggi.

MEMILIKI penyakit darah tinggi biasanya berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler seperti gangguan jantung dan stroke. Para peneliti di Johns Hopkins memiliki kabar gembira untuk mereka para penderita hipertensi. Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa, konsumsi dosis tinggi vitamin C dapat membantu mengurangi masalah hipertensi pada orang dewasa.
Penelitian, yang diterbitkan dalam edisi terbaru American Journal of Clinical Nutrition, menemukan bahwa konsumsi vitamin C secara teratur dapat menyebabkan penurunan moderat tekanan darah seseorang.
Seperti dikutip laman Yahoonews, studi ini disebut sebagai review, yang menganalisis penelitian sebelumnya untuk pola dan observasi. Dalam hal ini, para ilmuwan melihat data dari 29 uji klinis sebelumnya yang melibatkan lebih dari 1.400 orang untuk mencapai kesimpulan mereka, menurut Baltimore Sun.
Apa yang ditemukan dari studi ini ? Kesimpulan awal menunjukkan bahwa mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C, setidaknya 500 miligram per hari untuk rata-rata delapan minggu, dapat memiliki efek positif, khusus untuk seseorang yang menderita hipertensi. Jumlah ini setara dengan sekitar lima kali rekomendasi harian saat ini.
Vitamin C mungkin dapat memelihara atau melindungi tingkat oksida nitrat dalam tubuh. Fungsi oksida nitrat adalah khusus untuk membantu menjaga tekanan darah yang sehat.
Penelitian sebelumnya seputar manfaat kesehatan dari vitamin C telah berfokus pada kemungkinan peran nutrisi sebagai diuretik. Dengan demikian, dapat membantu ginjal untuk lebih efisien membersihkan tubuh dari kelebihan natrium dan air, yang memiliki efek menurunkan tekanan darah dengan relaksasi pembuluh darah.
Meski begitu, peneliti Johns Hopkins belum merekomendasikan hasil penelitiann ini untuk banyak orang. Dr Edgar R. Miller III, salah satu peneliti utama dalam studi tersebut juga mengatakan dalam siaran pers resmi, bahwa terlalu dini untuk merekomendasikan aksi tertentu. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dampak yang tepat dari vitamin C pada tekanan darah.
Studi awal menurut para pakar juga tidak dirancang untuk membuktikan apakah ada manfaat jangka panjang dari hasil konsumsi dosis tinggi vitamin C. Secara khusus, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mengambil sejumlah besar vitamin C akan menurunkan risiko seseorang terkena serangan jantung  atau menurunkan risiko seseorang dari stroke.

الجمعة، 27 أبريل 2012

Penelitian terbaru : Tulang dibuat dari kayu


Ilustrasi : fema.ipb.ac.id

Para ilmuwan Italia dari Pusat Penelitian Univeritas Florense (University of Florence) telah sampai pada penemuan tentang tatacara membuat tulang-tulang dari kayu dari beberapa jenis pohon. Dan ini yang mensuplai bahan baku alternatif baru untuk pembuatan tulang yang rusak yang disebabkan oleh patah tulang akibat kecelakaan atau kanker!
Dan penemuan ilmiah baru ini berdasarkan pada pengubahan kayu menjadi bahan baku yang keras dan tahan lama yang dapat meniru sifat-sifat khusus tulang manusia sampai batas tertentu. Salah seorang peneliti dan sekaligus ketua kelompok dalam riset (penelitian) ini, yaitu Anna Tampieri berkata:” Sesungguhnya pembuatan tulang ini (dari kayu) dilakukan dengan memanaskan kayu beberapa kali dan memprosesnya dengan tekanan tinggi dengan mengubah komposisi kimianya dengan menambahkan kalsium dan fosfat ke dalamnya agar menjadi bahan yang kuat dan tahan lama yang memungkinkan untuk tetap berada dengan tulang daging asli. Kemudian pekerjaan disempurnakan dengan membuat struktur internalnya mirip dengan tulang manusia.”
Tulang buatan terbuat dari kayu setelah dipanaskan dan melalui proses dengan penambahan beberapa bahan kimia. Dan hasilnya adalah sebuah tulang seperti tulang alami (asli), namun tidak memiliki ruh (nyawa)! Hal ini berdasarkan pernyataan Majalah kimia “Journal of Materials Chemistry”.
Tampere mengatakan:”celah-celah dan lubang-lubang yang terbentuk di dalam tulang buatan akan memungkinkan mengalirnya darah, saraf dan bagian-bagian yang lain dari tulang alami ke tulang alternatif yang baru yang ditandai dengan kosongnya dari bahan-bahan buatan dan kemampuannya untuk menopang berat badan sebagaimana tidak perlu untuk dirubah.”
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan pohon, dan menjadikannya berubah menjadi bahan bakar selama kurun waktu jutaan tahun, demikian juga Dia Mahamampu menghidupkan kembali tulang yang telah mati, agar kita merenungkannya ….
Di dalam (al-Qur’an) banyak sekali rahasia tersembunyi yang tidak diketahui melainkan oleh orang-orang yang mau men-tadabbur-i (mencermati/memikirkan) kitab yang Agung ini. Maka seluruh ayat-ayat di dalam al-Qur’an saling terkait antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya, dengan keterkaitan yang kuat untuk membentuk susunan bahasa yang tepat. Dan ini adalah suatu hakekat yang akan kita ungkap melalui teks al-Quran berikut ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
(وَضَرَبَ لَنَا مَثَلاً وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ * قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ * الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ) [يس: 78-80].
”Dan dia (orang yang mengingkari adanya hari kebangkitan/akherat) membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata:”Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang hancur telah luluh?”
Katakanlah:”Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama.Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. yaitu Rabb yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”
 (QS. Yaasiin: 78-80)
Ada orang yang menyangkal (meningkari) kebangkitan manusia setelah kematiannya, dan dia mengatakan bahwa manusia akan mati dan berubah menjadi debu dan tulang akan usang, mengalami kerusakan dan ini adalah akhir dari perjalannya. Oleh sebab itu Allah Subhanahu wa Ta’ala membantah perumpaan-perumpaan (permisalan) mereka.Maka Dia berfirman:
(قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ)
”Katakanlah:”Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama?.” (QS. Yaasiin: 79)
Ini adalah dalil yang pertama, yaitu bahwa yang menciptakan tulang ini dari sesuatu yang tidak ada, lebih mudah untuk menghidupkannya kembali (mengembalikannya seperti sedia kala).
Maka seorang insinyur bangunan yang membangun menara dari bahan baku awal, tidak diragukan lagi kalau dia dapat membangunnya kembali jika rusak. Hal ini mungkin dilakukan oleh kemampuan manusia, maka bagaimana dengan kemampuan (kekuasaan) Tuhannya manusia?!
Dalil kedua yang dikemukakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai contoh (permisalan) dari alam pohon yang kita lihat setiap hari di mana Dia berfirman:
(الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا)
”….(yaitu) Dia (Rabb) yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau….” (QS. Yaasiin: 80)
Maksudnya, bahwa Dzat yang mengatur keadaan pohon dan tanaman setelah usang, menghilang dan tenggelam dalam tanah hingga tidak tersisa sedikitpun. Sesungguhnya Dzat yang menjadikannya (pohon dan tanaman) berfermentasi dan berubah menjadi minyak bumi, gas alam dan batubara. Dan hal-hal ini, pada hari ini kita dapat memanfaatkannya sebagai bahan bakar untuk penghangat, industri dan transportasi. Dan sesungguhnya Dzat yang menciptakan kondisi dan aturan-aturan yang menjamin kembalinya kehidupan bagi pohon-pohon dalam bentuk bahan bakar, mampu menciptakan kondisi baru yang mengembalikan kehidupan manusia setelah kematian mereka!
Dan pertanyaannya di sini adalah: Mengapa Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan perumpamaan/permisalan ini? Apa hubungan antara tulang dan pohon? Pada tahapan pertama tampak bagi kita, bahwa tidak ada hubungan antara keduanya, akan tetapi penemuan baru menegaskan adanya hubungan yang kuat antara susunan tulang belulang dan pohon-pohon. Dan hungungan ini tidak terbesit dalam pikiran salah seorang pun dari manusia, seandainya tidak terungkap penemuan baru ini.
Sisi Keajaiban
Wahai saudara-saudaraku tercinta! Sesungguhnya pembuatan tulang dari pohon adalah sesuatu yang baru, yang tidak diketahui oleh satu orang pun pada saat turunnya Al-Quran. Dan jika Al-Quran telah menggunakan permisalan/perumpaan dengan pohon pada tema tentang kebangkitan (dihidupkannya kembali) tulang padahal dia sudah lapuk. Maka ini mengisyaratkan (menujukkan) adanya hubungan antara tulang dan pohon. Namun, tulang yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dibedakan dengan adanya ruh yang ditiupkan ke dalamnya, berbeda dengan tulang yang dibuat oleh manusia, yang mana tidak ada ruh yang ditiupkan di dalamnya.
Hal kedua adalah bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan fakta-fakta ilmiah untuk membuktikan/menetapkan kebenaran Kitab-Nya dan kebenaran janji-Nya. Dan orang yang mengingkari penciptaan kembali tulang (setalah hancur) membutuhkan bukti ilmiah agar dia yakin bahwasanya mungkin untuk membuat tulang dari bahan dasar pohon (kayu) oleh tangan manusia. Dan termasuk hal yang sudah sangat jelas bahwa AllahSubhanahu wa Ta’ala lebih mampu dan lebih agung dibandingkan para hamba-Nya. Maka Dia mampu (Mahakuasa) untuk menciptakan kembali tulang-tulang tersebut.
Hal Ketiga, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisyaratkan kepada suatu hal yang penting yaitu adanya energi dalam bentuk api (panas) yang Allah simpan di pepohonan. Energi ini tetap ada (tidak hilang) selama ribuan tahun disebabkan faktor alam (adanya proses alami) sehingga pohon-pohon tersebut berubah menjadi batubara gas alam dan minyak bumi.
Dan penemuan baru ini (tentang energi) telah diisyaratkan oleh al-Qur’an dengan siyarat yang halus dengan kata:نَارًا (api), karena kita tidak mengambil manfaat dari sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas, kecuali setelah ia dibakar dan mengubahnya menjadi api. Dan selanjutnya bisa menghasilkan energi mekanik (otomotif) dan listrik dari api ini. Seandainya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:”Sesungguhnya pohon-pohon ini akan berubah menjadi minyak bumi” niscaya tidak ada satupun orang yang paham dengan seruan Al-Qur’an. Akan tetapi, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan kata نَارًا (api), agar cocok untuk setiap masa (zaman) bagaimana bentuk perkembangan ilmu pengetahuannya. Maka Mahasuci Allah
Silahkan baca artikel terkait dengan tema ini dalam bahasa Inggris: New Artificial Bone Made of Wood, http://news.discovery.com/ Aug 10, 2009 dan Turning wood into bones, http://news.bbc.co.uk/2/hi/8446637.stm , 8 January 2010
(Sumber:الشجر والعظام dari www.kaheel7.com/ar. Diterjemahkan dan diposting oleh Abu Yusuf Sujono)
Dikutip dari 



Mengapa laut itu mengandung garam?


Jika salah seorang di antara kita mengunjungi pabrik pembuatan es krim, pasti akan didapati bahwa pembekuan es krim dengan menggunakan es saja tidak cukup karena es tidak dapat mendinginkan hingga di bawah 0 (nol) derajat celcius. Oleh karena itu, para pekerja mencampurkan garam ke dalam es, sehingga membentuk campuran cairan asin yang meleleh pada derajat di bawah nol derajat (yang perlu diperhatikan bahwa pendinginan dengan cara ini –yaitu peningkatan konsentrasi garam- tidak dapat dilakukan sampai suhu di bawah 12 derajat celcius). Dan pengamatan sederhana ini termasuk hal yang penting yang terjadi di perairan laut.
Maka keberadaan kadar garam di laut ini membuat air laut baru membeku pada derajat di bawah 0 (nol) derajat, suatu hal itu yang memungkinkan air laut tetap mengalir/tidak beku (karena ia cair) pada derajat kurang dari 10 derajat. Sehingga hal itu memudahkan pelayaran pada musim dingin pada waktu yang lebih lama (karena air laut tidak membeku pada suhu di bawah nol derajat). Sementara kita mencermati bahwa air sungai telah membeku pada musim dingin.
Dan ini, di samping keadaan air garam yang memmudah binatang, ikan, dan manusia untuk berenang, karena ia (air garam) memperingan berat badan. Sebagaimana salinitas (kadar garam) laut berfungsi untuk mensterilkan air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan, dan perkembangbiakan penyakit. Kalau tidak demikian niscaya laut menjadi menjadi pusat (markas) yang baik bagi wabah dan penyakit yang menyebar ke seluruh negara dan bangsa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا يَسْتَوِي الْبَحْرَانِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَائِغٌ شَرَابُهُ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِن كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 
”Dan tidaklah sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu pakaip, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.” (QS. Faathir: 12)

Dan kita dapati diri kita berada dalam keheranan ketika kita mengingat bahwa dari benda cair ini (air), Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan segala jenis makhluk, sebagai bukti dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلاَ يُؤْمِنُونَ  
””Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’: 30)
Maka air masuk ke dalam komposisi beberapa tumbuhan dengan kadar 99%, sedangkan pada manusia dan hewan terkadang kadarnya lebih dari 75 %. Air masuk ke dalam komposisi semua unsur cairan dalam tubuh (seperti darah merah, getah bening/sel darah putih, dahak, hormon, berbagai jenis kelenjar dan lain-lain). Dan jika jumlah air dalam tubuh berkurang, maka cairan tubuh ini dianggap tidak lagi mampu berpartisipasi secara khusus dalam tubuh tersebut. Dan dimungkinkan bagi manusia untuk tetap hidup tanpa makanan dalam waktu satu bulan atau lebih, akan tetapi dia tidak bisa hidup tanpa air lebih dari beberapa hari.
(Sumber:ملوحة البحار dari http://www.bytocom.com/vb/showthread.php?t=34213. Diterjemahkan dan dipsoting oleh Abu YusufSujono)

الخميس، 29 مارس 2012

Hitung Jumlah Kuman

Ilustrasi : whyislam.org
        HJK (Hitung Jumlah Kuman) adalah pengujian sampel secara bakteriologik secara umum ditujukan untuk mengetahui jumlah bakteri.
Hitung jumlah kuman ada 2 cara :
          Untuk menghitung jumlah bakteri secara keseluruhan (total cell count) yaitu dihitung semua bakteri baik yang hidup maupun yang mati menggunakan cara :
a) Menghitung langsung secara mikroskopik.
        Pada cara ini dihitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil, untuk itu digunakan kaca objek khusus yang bergaris (Petroff-Hauser) berbentuk bujur sangkar. Cara ini hanya dapat digunakan untuk cairan yang mengandung bakteri dalam jumlah tinggi (Lay, 1994).
b) Menghitung berdasarkan kekeruhan
        Dasar teknik ini adalah banyaknya cahaya yang diabsorbsi sebanding dengan banyaknya sel bakteri pada batas-batas tertentu. Pada umumnya untuk menghitung dengan cara ini digunakan turbidimetri (Lay, 1994 ).
          Sedangkan untuk perhitungan hanya Bakteri yang hidup ada 3 cara, yaitu:
a) Standart Plate Count
        Pengenceran dilakukan dengan menggunakan sejumlah botol pengencer yang diisi sampel dan aqua destilata steril. Agar cair didinginkan sampai suhu sekitar 44ºC dan baru kemudian dituangkan ke cawan petri setelah agak membeku cawan dieramkan selama 24-48 jam (37ºC).
b) Plate Count
        Sampel dipipet lalu dimasukkan dalam cawan petri kosong steril, lalu dituang dalam media agar yang mencair, dengan suhu sekitar ± 45ºC lalu digoyangkan dengan hati-hati sehingga sampel dan media tercampur rata. Dibiarkan memadat.
c) Agar sebar
        Sebanyak 0,1 ml sampel dimasukkan pada permukaan agar yang sudah memadat dalam cawan petri. Kemudian sampel diratakan di atas permukaan media tersebut dengan bantuan alat perata atau spreader (Lay, 1994).
Angka Lempeng Total
        ALT (Angka Lempeng Total) adalah metode untuk menetukan jumlah kuman , tidak membedakan spesiesnya dan bersifat semi kuntiatif.  Gabungan dari Metode Pengenceran dan Hitung Cawan.
 Tujuan Pemeriksaan ALT
      Untuk mengetahui jumlah koloni kuman dalam sampel
      Untuk memeriksa kualitas air
      Untuk mengetahui apakah sampel tercemar oleh feses
Prinsip Kerja  ALT
Menentukan jumlah kuman yang hidup tidak berdasarkan spesiesnya kemudian jumlah koloni dikalikan faktor pengenceran pada kolerasi 30-300 koloni.
Media yang digunakan :
  1. Pengenceran berseri
        - Saline
    b.  Hitung cawan
        -PCA/NA
Syarat pengambilan sampel
        1. Botol yg digunakan steril
        2. Pengambilan sampel harus secara aseptik
        3. Sampel yang diambil untuk diperiksa harus mewakili keseluruhannya
       
Batas penundaan pemeriksaan 1-12 jam
Prosedur kerja ALT

Ose Kalibrasi
  1. Pengertian
        Ose kalibrasi adalah ose yang bulatannya telah diketahui volumenya. Ose kalibrasi digunakan untuk menyetrik sampel ke dalam agar cawan. Banyaknya koloni yang tumbuh dikali fakor perkalian ose kalibrasi.
  1. Prinsip Ose Kalibrasi
        Menghitung jumlah kuman yang hidup berdasarkan dengan     mengalihkan jumlah kuman yang hidup dengan factor pengenceran yang didapat dengan cara ose kalibrasi dalam 1 ml air
c. Prosedur Kerja Ose Kalibrasi


                 
Spread Method(Metode sebar) 
Prinsip : Teknik penanaman didasarkan pada penyebaran sel pada permukaan agar.
        Volume sampel yang ditanamkan umumnya 0,1 ml pada cawan dengan diameter +/-9 cm. volume yang tepat untuk disebarkan diatas permukaan agar dan cukup mudah mengering sehingga tidak menggenangi permukaan agar. Secara peluang, sel bakteri dapat terambil dengan acak dan seragam dari tabung.
 Cara kerja
  1. Disiapkan PCA dalam cawan petri steril, biarkan membeku
  2. kemudian dipipet 0,1 ml sampel yang telah diencerkan, kemudian dimasukkan ke atas permukaan agar PCA.
  3. Batang hockey stick dicelupkan ke dalam Alkohol 70 % dan dipijarkan hingga alkohol habis terbakar
  4. Setelah dingin, hockey stick tersebut digunakan untuk meratakan sampel diatas media agar dengan cara memutarkan cawan diatas meja.
  5. Di inkubasi dengan posisi tutup cawan berada di bagian bawah.
  6. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 35 – 37 C.
 Kelemahan Spreading Method (Metode Sebar)
        Jika digunakan volume <0,1, maka kemungkinan kesalahannya adalah sel tidak tersebar merata (tidak tersapu oleh batang L) karena volume pelarut kurang walaupun dengan pengenceran yang tepat. Semakin kecil volume berarti semakin sedikit yang terambil oleh pipet, yang menunjukkan bahwa kesalahan teknis pemipetan semakin tinggi dan kesempatan sel yang tersebar secara acak dalam pelarut untuk terambil oleh pipet semakin tidak seragam. Selain itu juga adanya sedikit volume yang masih menempel dan tersisa (tidak ikut tertekan keluar) sangat besar pengaruhnya pada hasil yang diperoleh
        Jika volume sampel >0,1 ml, maka volume yang lebih besar otomatis air di permukaan agar lebih banyak sehingga sulit mengering dan dapat menyebabkan pertumbuhannya memenuhi seluruh permukaan agar karena sel dapat disebarkan oleh air.
        Penggunaan teknik penanaman ini sebaiknya dari jenis sampel yang memiliki densitas sel yang tinggi dan dengan pengenceran tertentu yang sesuai. Lebih baik tidak menganalisa jenis sampel seperti air mineral dalam kemasan dengan teknik ini karena dikhawatirkan jika terdapat pertumbuhan maka pertumbuhan tersebut kemungkinan besar adalah kontaminan. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah sel per satuan volum dalam air mineral tersebut, dan jika dari sekian ratus ml sampel hanya diambil 0,1 ml-nya maka secara nalar peluang untuk terambil sangat kecil.
Pour Plate (Teknik Tuang)
          Prinsip : Teknik penanaman dengan cara mencampurkan sampel yang mengandung sel mikroba dengan media pertumbuhan (agar) sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik di permukaan agar atau di dalam agar.
        Konsekuensinya adalah tidak semua jenis mikroorganisme dapat tumbuh di dalam agar (bersifat mikroaerofilik). Volume yang dipakai pada umumnya adalah 1-2 ml pada cawan dengan diameter 9 cm dan dengan penambahan media 5-10 ml. Sebaiknya sampel yang dipakai untuk teknik ini memiliki densitas sel > 30 sel/ml sehingga didapatkan kisaran 30-300 koloni/cawan.
Prosedur
  1. 1 ml sampel yang telah diencerkan, dipipet ke dalam cawan petri
  2. Kemudian ke dalam cawan tersebut dimasukkan agar cair yang telah disiapkan pada suhu kurang lebih 45 C sebanyak 20 – 25 mL
  3. Selama penuangan, tutup media tidak boleh dibuka terlalu lebar untuk menghindari kontaminasi dari luar
  4. Setelah dituang lalu diinkubasi 37 C selama 24 jam dan keesokan harinya dihitung banyaknya koloni.
Kelemahan
        Jika digunakan volume <1ml, maka semakin kecil volume berarti semakin sedikit yang terambil oleh pipet, yang menunjukkan bahwa kesalahan teknis pemipetan semakin tinggi dan kesempatan sel yang tersebar secara acak dalam pelarut untuk terambil oleh pipet semakin tidak seragam. Selain itu juga adanya sedikit volume yang masih menempel dan tersisa (tidak ikut tertekan keluar) dapat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.
        Jika > 2 ml maka semakin besar ukuran sampel maka kekuatan agar semakin berkurang dan lama memadat sehingga dapat mempertinggi resiko kesalahan teknis seperti agar jatuh ke tutup cawan. Semakin besar ukuran sampel berarti semakin kecil konsentrasi komposisi media semakin encer) dengan penambahan media yang semakin berkurang jika digunakan ukuran cawan yang sama.
        Selain itu, semakin besar ukuran sampel dan jika ditambah dengan volume media yang sama maka pada saat pencampuran (swirl) dapat beresiko tumpah dan membasahi celah antara tutup dan dasar cawan petri yang akhirnya mempertinggi kontaminasi karena bakteri kontaminan yang menempel pada tempat itu dapat tumbuh. Ketiga alasan inilah yang menjadi keterbatasan metode pour plate.
V. Perhitungan Cara Langsung Dengan Mikroskop
      Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atauHaemocytometer. Jumlah cairan yang terdapat antara coverglass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu.
      Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui.
        Cara kerja :      
1. Digunakan kotak sedang
2. Bersihkan Petroff-Hauser Counting Chamber atau Haemocytometer dengan alkohol 70 % lalu
3. keringkan dengan tissue.
4. Letakkan cover glass di atas alat hitung.
5. Sampel diberi pewarnaan akan memeperjelas pengamatan. Misal : Methylen Blue.
6. Tambahkan ± 50 µl suspensi sel yeast (kira-kira 1 tetes) dengan cara meneteskan pada parit kaca pada alat hitung. Suspensi sel akan menyebar karena daya kapilaritas.
7. Biarkan sejenak sehingga sel diam di tempat (tidak terkena aliran air dari efek kapilaritas).
8. Letakkan alat hitung pada meja benda kemudian cari fokusnya pada perbesaran 40x10.
9. Lakukan perhitungan secara kasar apakah diperlukan pengenceran atau tidak. Jika dalam satu kotak sedang terdapat sel-sel yang banyak dan bertumpuk maka perhitungan akan tidak akurat dan diperlukan pengenceran dengan perbandingan 1:5 atau 1:10.
10. Hitung sampel, paling tidak sebanyak 5 kotak sedang (lebih banyak lebih baik). Hasil perhitungan dirata-rata kemudian hasil rataan dimasukkan rumus untuk kotak sedang. Jika dilakukan pengenceran maka jumlah sel/ml dikalikan faktor pengenceran.