‏إظهار الرسائل ذات التسميات LABORATORIUM MIKROBIOLOGI. إظهار كافة الرسائل
‏إظهار الرسائل ذات التسميات LABORATORIUM MIKROBIOLOGI. إظهار كافة الرسائل

السبت، 15 مارس 2014

Akhir dari Masa keemasan antibiotik


Resistensi antibiotik adalah kondisi dimana suatu strain bakteri dalam tubuh manusia menjadi resisten (kebal) terhadap antibiotik. Resistensi ini berkembang secara alami melalui mutasi dan juga bisa karena direkayasa oleh pemakaian obat antibiotik yang tidak tepat. Setelah gen resisten dihasilkan, bakteri kemudian dapat mentransfer informasi genetik secara horisontal (antar individu) dengan pertukaran plasmid. Mereka kemudian akan mewariskan sifat itu kepada keturunannya, yang akan menjadi generasi resisten. Bakteri bisa memiliki beberapa gen resistensi, sehingga disebut bakteri multiresisten atau “superbug”.
Resistensi antibiotik merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia. Ketika terinfeksi bakteri yang resisten antibiotik, pengobatan akan menjadi lebih sulit dan harus menggunakan obat yang lebih kuat dan lebih mahal dengan lebih banyak efek samping.
Banyak bakteri yang telah menjadi resisten terhadap antibiotik termasuk spesies yang menyebabkan infeksi kulit, meningitis, penyakit menular seksual, tuberkulosis, dan infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia.
Bahkan saat ini antibiotik carbapenems misalnya yang dianggap antibiotik upaya terakhir ketika antibiotik lainnya sudah gagal mengobati infeksi namun bakteri usus sudah resisten terhadap antibiotik ini. Banyak para pakar medis sudah mewanti-wanti dalam waktu hanya 20 tahun operasi biasa saja bisa  mematikan jika kehilangan kemampuan untuk melawan infeksi.
Bahkan saat ini untuk mengobati gonorrhea hanya tinggal satu antibiotik yang tersisa.

BAHAN BACAAN :
http://majalahkesehatan.com/resistensi-antibiotik
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2081083/kasus-resistensi-antibiotik-meningkat-12000#.UyP5Kz9_tag

http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/01/130126_kesehatan_antibiotik.shtml

الأربعاء، 29 يناير 2014

Haemophilus influenza : si bakteri penyebab influenza

Selama ini kita hanya mengetahui  penyebab influenza adalah virus. Namun ternyata bakteri juga berperan sebagai salah satu penyebab influenza. Dialah Haemophilus influenza yang pertama kali dijelaskan pada tahun 1892 oleh Richard Pfeiffer selama pandemi influenza. 
Haemophilus influenzae hidup komensal pada nasopharyng manusia normal (anak dan dewasa) dan tidak pernah mencapai cavum oris serta belum pernah dilaporkan dapat hidup pada hewan.
Haemophilus influenzae yang sebelumnya disebut basil Pfeiffer merupakan bakteri gram negative, kokobasil, non motil, serta tidak membentuk spora. H.influenzae ini termasuk family Pasteurellaceae, umumnya hidup secara aerobik, tetapi dapat juga
tumbuh sebagai anaerob fakultatif.
H.influenzae memiliki serotype dan dibedakan menjadi dua kategori utama yaitu unencapsulated strain (tidak berkapsul) dan encapsulated strain (berkapsul). Encapsulated strain diklasifikasikan berdasarkan antigen kapsuler yang berbeda, ada enam jenis encapsulated strain yang secara umum dikenali yaitu a,b,c,d,e,dan f. Sedangkan unencapsulated strain disebut nontypeable (NTHI) karena tidak memiliki antigen kapsuler.
Kapsul polisakarida tersebut (a-f) menyebabkan kuman resisten untuk difagosit dan dilisiskan oleh komplemen. Salah satu tipe kapsul tersebut yaitu Hib diketahui menjadi penyebab utama dari epiglotitis, pneumonia, bakteriemia,dan akut bacterial meningitis.
Unencapsulated Haemophilus influenzae memiliki daya invasive yang lemah, namun dapat juga menyebabkan penyakit seperti otitis media, konjungtivitis, dan sinusitis pada anak.
Umumnya H.influenzae yang hidup komensal adalah tipe NTHi (unencapsulated), namun encapsulated H.influenzae (Hib) dapat pula ditemukan pada saluran napas atas 3-7% manusia normal. Frekuensi infeksi H.influenzae meningkat pada pasien
dengan asplenia, anemia sel sabit, splenektomi, keganasan, serta anak di bawah 2 tahun tanpa vaksinasi.
Diagnosis H.influenzae secara laboratoris dapat dilakukan dengan kultur, latex particle agglutination, maupun PCR.
Spesimen diambil dari dari bagian tubuh yang steril dari kuman tersebut. Adanya H.influenzae pada sputum atau dari nasopharyng tidak mengindikasikan adanya infeksi H.influenzae sebab kuman tersebut dapat ditemukan pula pada manusia normal dengan spesimen tersebut.
Beda halnya apabila kuman H.influenzae ditemukan di LCS atau darah, hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat infeksi H.influenzae Haemophilus influenzae juga memiliki interaksi dengan Streptococcus pneumonia yang juga merupakan flora normal saluran nafas atas.
Pada salah satu penelitian in vitro dikemukakan bahwa S.pneumonia mendominasi pertumbuhan H.influenza dengan cara menghasilkan hidrogen peroksida dan mengurangi area tumbuh H.influenzae. Apabila H.influenzae bersama dengan S.pneumonia ditempatkan bersama pada cavum nasi selama 2 minggu, hanya H.influenzae saja yang akan bertahan hidup karena S.pneumonia yang mati akan mengirimkan sinyal kepada sistem imun host untuk memfagositnya.
Haemophilus influenzae dalam pertumbuhannya membutuhkan faktor X dan faktor V. Faktor X atau hemin merupakan substansi kompleks yang terdapat ikatan antara Fe dan porfirin. Secara spesifik, hemin adalah protoporfirin IX yang mengandung ion Fe dan clorida.
Sedangkan faktor V adalah nicotinamide adenine dinucleotide (NAD) merupakan koenzim yang berperan dalam reaksi redox pada metabolisme sebagai pembawa elektron.
Kedua faktor pertumbuhan tersebut terdapat di dalam eritrosit. Di laboratorium kedua faktor tersebut didapatkan dengan cara memanaskan darah pada suhu 80OC, eritrosit melepaskan NAD dan hemin serta membuat media tersebut berwarna coklat sehingga disebut coklat agar.
Pertumbuhan H. influenzae umumnya dilakukan pada inkubasi CO2 5,5% dengan
suhu 37OC dan pH optimum 7,6 walaupun kuman tersebut dapat tumbuh pada suasana aerob dengan menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron final. Haemophilus influenzae juga dapat tumbuh pada zona hemolisis Staphylococcus aureus karena di zona tersebut terdapat factor X dan V yang dibutuhkannya untuk
tumbuh, sebaliknya H.influenzae tidak akan tumbuh diluar zona hemolisis S.aureus karena kurangnya nutrisi di zona tersebut.

Pustaka
Duta Indriawan, optimalisasi agar coklat darah manusia sebagai media uji sensitivitas antibiotik terhadap Haemophilus influenzae : peran pencucian eritrosit sebanyak empat kali, proposal Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum, PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN, FAKULTAS KEDOKTERAN, UNIVERSITAS DIPONEGORO, Semarang, 2012

الجمعة، 21 يونيو 2013

Mikrobiologi


Mikrobiologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme atau mikroba. Mikroba adalah organisme hidup yang ukurannya sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani ; mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu. Mikrobiologi berhubungan erat dengan mikroskop yaitu untuk mengamati makhluk hidup yang sangat kecil dengan diameter kurang dari 1 mm. Makhluk hidup yang sangat kecil tersebut disebut dengan mikrobia, mikroba, mikroorganisme, protista atau jasad renik. Mikroba meliputi protozoa, algae, fungi, bakteri dan virus.
Mikrobiologi telah berkembang menjadi bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya.
Setelah ditemukan mikroskop elektron, dapat dilihat struktur halus di dalam sel hidup, sehingga diketahui menurut perkembangan selnya terdapat dua tipe jasad, yaitu:
1. Prokariota (jasad prokariotik/ primitif), yaitu jasad yang perkembangan selnya belum sempurna.
2. Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan selnya telah sempurna.
Selain yang bersifat seluler, ada mikroba yang bersifat nonseluler, yaitu virus. Virus adalah jasad hidup yang bersifat parasit obligat, berukuran super kecil atau submikroskopik. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Struktur virus terutama terdiri dari bahan genetik. Virus bukan berbentuk sel dan tidak dapat membentuk energi sendiri serta tidak dapat berbiak tanpa menggunakan jasad hidup lain. Perbedaan sifat antara virus dengan jasad bersel adalah sebagai berikut:
Struktur
Virus
Jasad Bersel
Satuan struktur
Partikel (virion)
sel
Susunan:
- Asam inti
- Protein
- Lipida
- Polisakarida
- ATP / energi

DNA / RNA
ada (selubung)
tidak ada / ada
tidak ada / ada
tidak ada

DNA dan RNA
ada, lengkap
ada
ada
ada
Sifat pertumbuhan:
- Terbentuk dari  bahan genetik saja
- Bagian-bagian disintesis sendiri
- Terbentuk langsung dari elemen struktur  sejenis yang ada sebelumnya

Ya  
Ya
Tidak

Tidak
Tidak
Ya

Oleh Laboratorium Mikrobiologi
www.labmikrobiologi.blogspot.com