‏إظهار الرسائل ذات التسميات SITOHISTO TEKNOLOGI. إظهار كافة الرسائل
‏إظهار الرسائل ذات التسميات SITOHISTO TEKNOLOGI. إظهار كافة الرسائل

الجمعة، 20 سبتمبر 2013

Pemeriksaan Sitohistologi untuk diagnosa kanker


Mendengar istilah kanker seringkali membuat jantung berdebar dan secara otomatis merangsang sel-sel otak untuk mengarah pada hal-hal yang sangat mengerikan. Jenis penyakit yang satu ini memang sangat kontroversional. Sebab, berdasarkan realita yang sering kita hadapi, kanker merupakan salah satu penyakit terganas yang sukses merenggut banyak nyawa manusia. Selain itu, yang selama ini kita tahu pula bahwa belum ada obat yang benar-benar bisa menjadi jalan untuk kesembuhan kanker.
Kanker itu sendiri adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Dimana suatu kanker dapat membahayakan tubuh manusia sehingga mengakibatkan kematian.
Tapi tahukah bahwa sebenarnya setiap manusia berpotensi untuk kanker ? Setiap manusia mempunyai sel yang berpotensi untuk membentuk neoplasma (sel kanker). Namun neoplasma tersebut tidak selalu berkembang menjadi kanker.
1.   Kanker jinak   : Umumnya neoplasma tumbuh & berkembang secara lambat serta tidak melewati batas jaringan, sel dilapisi simpai, dan lama-kelamaan akan membesar. Jika neoplasma diangkat, kanker pun akan langsung sembuh, namun akan relaps sewaktu-waktu.
2.   Kanker ganas : Pertumbuhan dan perkembangan neoplasma sangat cepat dan meluas ke jaringan asal sehingga memerlukan penanganan yang cepat agar tidak menimbulkan bahaya tingkat tinggi.
Sel kanker dapat lepas dari sel kanker asal (primary cancer atau kanker primer) melalui aliran darah atau saluran limfatik dan menyebar ke bagian tubuh lain. Apabila sel tersebut mencapai bagian lain (menyebar) dari tubuh dan berkembang membentuk tumor baru di bagian itu disebut tumor sekunder (secondary tumor) atau metastasis.
Bagaimanakah ciri-ciri dari kanker ?
Ciri yang paling spesifik sebagai penanda kanker adalah adanya benjolan pada bagian tubuh tanpa disertai rasa sakit. Umumnya kehadiran benjolan tersebut awalnya tidak disadari oleh penderita. Biasanya ketika seseorang dengan ciri tersebut datang ke rumah sakit, dokter akan mengatakan bahwa itu adalah tumor. Istilah tumor memang erat kaitannya dengan kanker, karena tumor ganas hanya merupakan istilah lain dari kanker. Namun, bagi sebagian besar para dokter, penggunaan istilah kanker dirasa terlalu menyakitkan untuk diungkapkan kepada pasien. Maka, lazimnya para dokter tidak secara langsung memberitahukan kepada pasien bahwa penyakit yang dideritanya adalah kanker, melainkan tumor.
Penderita kanker umumnya hidup dalam ketidaknyamanan. Biasanya mereka akan merasakan nyeri yang luar biasa pada tubuhnya, karena sel-sel kanker telah menggerogoti organ-organ dalam tubuh. Adanya rasa putus asa pun menjadi suatu hal yang dekat dengan kehidupan para penderita kanker. Keputusasaan akan rasa sakit yang tiada tertahan di saat-saat tertentu, kepasrahan tentang masa hidup yang menjadi misteri, serta segala hal yang membuat kehidupannya berputar sangat jauh dari masa-masa sehat. Itulah salah satu hal yang paling menyedihkan saat kita membicarakan kanker. Sering sekali terbesit dalam pikiran kita betapa mengerikannya kanker, juga dalam hati menimpali akan perasaan iba yang mendalam ketika kita menyaksikan kehidupan para penderita kanker, atau mendengar bahwa saudara/teman kita mengidap kanker, dsb.
Tentu saja sebagai makhluk yang normal, kita selalu ingin hidup sehat. Di mana kesehatan itu tidak saja berekspektasi pada kesempurnaan fisikal, melainkan sehat secara ruhaniyah dan juga sosial. Karena apabila seseorang telah dinyatakan kanker, dia akan cenderung mengasingkan diri dari keramaian, dan menutup diri rapat-rapat. Mungkin hal tersebut hanya terjadi pada sebagian kecil dari para penderita kanker. Bagaimanapun, tidak semua penderita kanker melakukan hal seperti itu. Sebab, Tuhan itu Maha Besar, melebihi kebesaran & kehebatan kanker yang ulung dalam merenggut nyawa manusia. Maka bagi mereka yang masih sangat meyakini Kebesaran Tuhan, mereka akan tetap tegar. Adapun bagi mereka yang berlarut-larut berkelut dalam duka akibat kanker yang dideritanya bukan berarti mereka tak meyakini Kebesaran Tuhan, karena kekhawatiran sifat manusia itu wajar selama tidak berlebih.
Oleh karena itu, rasanya sangat perlu bagi orang-orang yang masih terbebas dari kanker untuk melakukan pola hidup sehat agar jauh dari kanker, seperti berikut :
1.   Selektif dalam memilih makanan. Hindari makanan yang mengandung pemanis buatan, pewarna buatan, dan pengawet. Karena kesemua komponen tersebut bersifat karsinogenik (dapat merangsang kanker).
2.   Olahraga teratur. Kurangnya gerak juga dapat membahayakan kondisi tulang-tulang kita.
3.   Gunakan masker saat berdekatan dengan bahan-bahan karsinogenik yang dapat terhirup. Contoh : Bensin. *Para pekerja SPBU beresiko tinggi terserang kanker paru, karena sehari-harinya mereka kontak langsung dengan aroma bensin (benzene).
Penanganan Kanker
          Dewasa ini, telah dikenal pemeriksaan SITOHISTOLOGI yang sangat berguna sebagai penunjang diagnosa kanker.
          SITOHISTOLOGI merupakan kombinasi dari pemeriksaan SITOLOGI dan HISTOLOGI.
Ø  Pemeriksaan Sitologi
SITOLOGI berasal dari dua kata CYTO = Sel dan LOGOS = Ilmu.
Pemeriksaan Sitologi digunakan untuk memeriksa sel kanker sebelum operasi bedah. Pemeriksaan yang dilakukan mencakup pemeriksaan kelompok sel penyusun jaringan. Bermanfaat untuk mendeteksi pertumbuhan kanker bahkan sebelum timbul manifestasi klinik penyakit kanker. Contoh: Pemeriksaan PAP Smear, Aspirasi Jarum Halus.
Ø  Pemeriksaan Histologi
HISTOLOGI berasal dari dua kata HISTO = Jaringan dan LOGOS = Ilmu.
HISTOLOGI mempelajari struktur & sifat jaringan serta organ tubuh untuk menjelaskan fungsinya. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Bidang biologi ini amat berguna dalam keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit lain yang sampelnya memerlukan pemeriksaan histologis. Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air).
          Pemeriksaan Histologi merupakan Diagnosa Pasti (Gold Standar) untuk mendiagnosa kanker, bermanfaat untuk :
1.   Mengetahui secara normal apakah ada jaringan yang kanker.
2.   Menunjang diagnosa infeksi organisme yang menyerang jaringan.

Bagi seorang Analis Kesehatan, mempelajari SITOHISTOLOGI bermanfaat untuk mengetahui peran-peran apa saja yang boleh dan/atau tidak boleh dalam melakukan pemeriksaan kanker.
Analis hanya melakukan teknik HISTOLOGI mulai dari melakukan teknik menyiapkan jaringan sampai membuat preparat. Tidak ada kewenangan bagi seorang Analis untuk menganalisa secara langsung, karena proses analitik hanya boleh dilakukan oleh dokter. Pemeriksaan SITOHISTOLOGI biasanya dilakukan di laboratorium Patologi Anatomi (PA).
          Jika tadi proses analisa kanker dapat dilakukan dengan pemeriksaan SITOHISTOLOGI, upaya penanganan kanker dapat dilakukan melalui :
·         Surgery (pembedahan), bila memungkinkan
Tujuan utama operasi adalah mengangkat kanker secara keseluruhan, karenanya hanya dapat sembuh kalau belum menjalar ke tempat lain.
·         Radiation (Menggunakan sinar radiasi)
·         Chemotherapy (Kemoterapi) dengan obat-obatan sitostantika (obat membunuh sel kanker)
Kemoterapi dan radiasi bertujuan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel kanker atau paling tidak memperlambat perkembangan sel kanker baru. Jadi kanker dapat disembuhkan secara total melalui pengobatan kemoterapi dan radiasi atau setidaknya pengobatan tersebut dapat berfungsi untuk mengurangi gejalanya.
·         Targeted therapy
Prinsip Terapi :
1.   Membunuh langsung sel tumor
2.   Menghambat siklus sel (induksi apoptosis)
3.   Menghambat metastasis (penyebaran kanker dari situs awal ke tempat lain di dalam tubuh) sel tumor
4.   Menghambat neo angiogenesis (sel kanker membentuk pembuluh darah baru)
5.   Menstimulus imunitas anti tumor (sitokin, vaksin)
Sasaran terapinya adalah menghambat pertumbuhan sel kanker. Sel kanker merupakan sel normal yang mengalami gangguan dalam regulasi pertumbuhannya.
·         Kombinasi dari keempat point di atas.
REFERENSI
§  Penjelasan tentang SITOHISTOLOGI dalam kelas pada Sabtu, 14 September 2013 pukul 08.30 s/d 10.00 WIB oleh Bapak Dedy Arianda.
Oleh : Fildzah Nur Amalina (SMK Bina Husada Mandiri tahun 2013)

الأحد، 29 يناير 2012

Teknik Histologi

Oleh : Heru Susanto,S.Si

Teknik Histologi adalah tahapan2 dalam melakukan teknik sito-histologi dimulai dari mendapatkan jaringan sampai dihasilkan preparat yang siap diperiksa secara mikroskopis

Tahapan Teknik Sito-Histologi
  1. Mendapatkan Jaringan
  2. Fiksasi
  3. Dehidrasi
  4. Clearing
  5. Embedding
  6. Sectioning/Cutting
  7. Mounting
  8. Staining
  9. Labeling

Mendapatkan Jaringan
  • Jaringan harus diduga tumor atau kelainan
  • Jaringan harus sudah difikasasi sebelum 6 jam setelah kematian, bisa terjadi maserasi
  • Pemotongan menggunakan pisau tajam ukuran biasanya (1,5x1x0,5) cm3
  • Mendapatkan Jaringan
  • Harus segera dimasukkan ke dlm larutan fiksasi (Volume 40x) selama 1 malam

-  Tidak boleh dicuci dg air (terjadi perubahan tekanan osmotik
 - Tidak boleh disimpan dlm NaCl 0,9 % -maserasi
- Tidak boleh dibekukan-pembentukan kristal es dlm sitoplasma
            -Jaringan berbentuk tulang harus didekalsifikasi agar lunak dg HCl 0,5 % 

Fiksasi Jaringan
Fiksasi Jaringan adalah Proses mengawetkan jaringan agar awet dan kondisinya sama seperti hidup. Dilakukan dengan merendam jaringan ke lart fiksasi (volume min 20x besar jar) selama 24  jam
Fiksasi Jaringan
Manfaat Fiksasi :
Sel & jar keadaannya seperti  hidup
Membunuh Bakteri
Mematikan sel secara serentak
Mengeraskan jaringan
Melindungi sel dari prosesselanjutnya
Mempermudah pengecatan
Melindungi sel/jar dari autolysis dan putrefaction

Fiksasi Jaringan
Berdasar Cara Kerja :
P  Precipitant  fixatives (mengkoagulasikan protein) ex : Mercuri klorida, alkohol
P  Non Precipitant fixatives (mendenaturasikan protein) ex : Potassium diphosphat
Berdasar Tujuan Pemakaian :
P  Micro Anatomical Fixatives (melihat komponen jar scr keseluruhan) ex : susa, Bouin, Zenker
P  Cytological Fixatives :
                melihat komponen  inti, ex : Fleming, Corney, Sanpelice.
                melihat komponen sitoplasma,  ex : Formaldehida (5% Formal saline), Fleming dikurangi asam asetat galsial,
BERDASARKAN KOMPOSISINYA
ü  Simple fixative (Zat fiksatif  yang dipakai tunggal) ex : Mercuri Chlorida, Alkohol, Picric Acid, Chromic Acid
ü  Compound  fixatives (Zat fiksatif yang digunakan secara gabungan) ex : NaCl Formalin, Suza, Zenker, dsb.
Kecepatan penetrasi zat Fiksatif  Berbeda-beda
ü  Paling cepat : asam acetat glacial
ü  Paling lambat : Osmium Tetraoksida (OsO4)
SIFAT ZAT FIKSATIF
    Alkohol                                                 - Mengeraskan jaringan.
                                                               - Daya penetrasi kuat.
                                                               - Melarutkan kromatin
    Asam Asetat Glasial- Melunakan  jaringan.
                                                               - Daya penetrasi kuat.
                                                               - Memfiksasi  kromatin

Dehidrasi
Proses penarikan air secara aktif dari dalam jaringan
Proses Dehidrasi
Untuk memudahkan proses infiltrasi parafin ke dalam jaringan menggunakan alkohol dari konsentrasi rendah-tinggi
Proses Dehidrasi
}  Contoh Proses Dehidrasi
ü   alkohol 70%.......... 1 hari
ü  alkohol 80%........... 1 hari
ü  alkohol 90%........... 1 hari
ü  alkohol 95% .......... 1 hari
ü  alkohol 95% .......... 1 hari
ü  alkohol 100% ........ 1 hari
ü  alkohol 100% ........ .1 hari
 Alkohol dapat dimurnikan kembalidengan cuprisulfat (CuSO4) Cuprisulfat -putih (tak mengandung air) akan berubah menjadi biru (mengandung air). Ganti cuprisulfat beberapa kali hingga warnanya tetap putih walaupun telah disimpan beberapa hari. Cuprisulfat yang telah bewarna biru karena mengandung air dapat di hilangkan airnya dengan cara memanaskan.
Proses Dehidrasi
Lamanya waktu tergantung pada :
    • Besar kecilnya jaringan
    • Konsentrasi jaringan
    • Macam zat fiksasi yang dipakai
    • Sifat clearing agent yang dipakai
Proses Clearing
Syarat clearing agent harus melarutkan alkohol dan parafin
Clearing agent yang biasa dipakai :
    • Xylene.
    • Benzene
    • Toluen
    • Chloroform
EMBEDDING
Embedding adalah Proses memasukkan jaringan ke dlm parafin cair untuk dibuat blok yg padat
Meliputi :
q  Impregnation
q  Blocking
q  Trimming
Proses Embedding
Impregnation.
proses penggantian larutan toluen dengan parafin cair
Blocking.
Memasukkan jaringan ke dalam parafin cair - dipadatkan (menurunkan suhu parafin)-dicetak
Trimming.
Meratakan/merapikan jaringan yg telah diblock parafin dengan menggunakan pisau atau langsung dengan mikrotome, sehingga pada saat pemotongan didapatkan potongan bentuk jaringan yang baik
Proses 
SECTIONING / CUTTING
Sectioning adalah proses pemotongan jar dengan mikrotom-ukuran sangat tipis 4-10 µ-tembus cahaya saat diperiksa dg mikroskop
Diperhatikan :
P  Pisau harus tajam
P  Blok jaringan harus dingin
P  Ketebalan pemotongan harus disesuaikan dengan jenis jaringan
Proses Sectioning
Dinginkan pada lemari es / cold plate - akan terlepas dari cetakan bloknya dan tempatkan pada hold mikrotome untuk dipotong  (ketebalan 3 – 5 µ) -membentuk lembaran pita
MOUNTING
Menempelkan potongan jaringan yg baik ke obyek glass
Proses Mounting
}  Obyek glass diberi albumin agar Jar menempel dg baik
}  Dimasukkan ke dalam water bath suhu 30 0C - lembaran pita tidak melipat
}  Bila sudah menempel dikeringkan/ diriskan (Bisa dg Hot Plate)
}  Stretching tissue in warm water.
Staining
 mewarnai preparat
Staining
Macam pewarnaan berdasarkan asal zat warna :
Natural Dyes,
Acid Carmine : ekstrak serangga betina yang hidup di pohon kaktus di daerah tropis.
Hematoxyline : getah pohon Haematoxylinecampechianum
Syntetic Dyes
Benzene, Quinone, Anilline.
Staining
Prinsip Kerja Pewarnaan :
ü  Secara umum zat warna yang bersifat asam akan mewarnai bagian sel yang bersifat basa dan sebaliknya
ü  cat netral (gugus asam dan gugus basa keduanya berwarna) Misal :
ü  Romanowsky ,(Camp methylen Blue & Eosin)
Staining
Berdasarkan waktu :
  • Direct Staining, molekul zat warna langsung ditangkap oleh jaringan, misalnya Eosin
  • Indirect Staining, molekul zat warna baru bisa ditangkap oleh jaringan jika menggunakan zat perantara yang disebut Mordant, misalnya Haematoxyline menggunakan Potasium Alum sebagai mordantnya.
Pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE)
Menggunakan 2 macam zat warna yaitu
q  Hematoksilin -memulas inti sel dan memberikan warna biru (basofilik)
q  Eosin yang merupakan counterstaining hematoksilin, memulas sitoplasma sel dan jaringan penyambung dan memberikan warna merah muda dengan nuansa yang berbeda. 
Interpretasi hasil :
P  Inti sel bewarna   biru
P  Sitoplasma bewarna kemerahan dengan adanya beberapa variasi warna pada komponen tertentu

الجمعة، 25 نوفمبر 2011

Teknik pewarnaan jaringan

Teknik pewarnaan jaringan :
       1.       Xylol selama 3 menit sebanyak 3 kali pada wadah yang berisi xylol yang berbeda
       2.       Alkohol absolute selama 3 menit
       3.       Alkohol 96% selama 3 menit
       4.       Alkohol 70% selama 3 menit
       5.       Dicuci dengan air mengalir selama 5 menit 
       6.       HE (Hematoxylin) selama 3-5 menit
       7.       Dicuci dengan air mengalir selama 5 menit
       8.       Dicelupkan ke dalam Alkohol Asam 3-5 kali, untuk menghilangkan sisa hemtoxylin sehingga jaringan tidak terlihat kebiruan
       9.       Dicuci dengan air mengalir selama 5 menit
       10.   Dicelupkan ke dalam Lithium Carbonat sebanyak 3-5 kali 
       11.   Dicuci dengan air mengalir selama 5 menit
       12.   Eosin selama 10-30 menit
       13.   Alkohol 70% selama 3 menit
       14.   Alkohol 96% selama 3 menit
       15.   Xylol selama 3 menit sebanyak dua kali pada wadah yang berisi xylol berbeda
       16.   Diberi entelan agar merekat kuat dan bias untuk disimpan