السبت، 30 يونيو 2012

Telah dibuka pendaftaran baru : Lembaga Pendidikan Takhosus Nashirussunnah (LPTN) Imam Bukhori


Lembaga pendidikan takhossus Nashirussunah, merupakan lembaga pendidikan Islam berbentuk pesantren khusus yang mengajarkan Al Quran dan As Sunnah yang mengikuti pemahaman ahlus sunnah wal jama’ah. Diselenggarakan oleh DKM Imam Bukhori Radiance Villa Jatiranggon Bekasi. Lembaga Takhossus ini berusaha memfalisitasi kaum muslimin yang ingin memahami ajaran Islam berdasarkan sumbernya serta pemahaman dan pengamalan para pendahulu yang sholeh. Sehingga akan terbentuk umat Islam yang mampu merealisasikan Islam ini dalam kehidupan sehari-hari secara benar.

Program Pendidikan

Program pendidikan yang diselenggarakan di LPTN mengacu pada kitab-kitab para ulama ahlu sunnah yang lebih ditekankan pada kitab-kitab matan maupun yang lainnya.

Materi-materi yang akan dipelajari dalam lembaga ini adalah :

1. Tauhid

2. Fiqh

3. Bahasa Arab (Nahwu, shorof, ta’bir, qiroah, dll)

4. Tahsin dan Tajwid

5. Hafalan Al Quran & Hadist, dll


Tenaga Pendidik

Tenaga pengajar dalam pendidikan ini adalah  Alumni dan Mahasiswa LIPIA Jakarta (Cab. Universitas Islam Imam ibn Su’ud di Riyadh, KSA)

Target Pendidikan

Hasil yang diharapkan dari peserta didik LPTN adalah :
· Mampu membaca Al Quran dengan baik dan mengetahui dasar-dasar kaidah tajwid
· Mengetahui kitab-kitab dasar yang menjadi rujukan utama dalam beragama.
· Mengenal nilai-nilai dasar syari’at serta mampu mempraktekkannya dalam kehidupan.
· Mengetahui dasar-dasar Bahasa Arab dan memilki kemahiran dalam membaca dan memahami teks Bahasa Arab serta mampu menterjemahkannya, serta percakapan umum.
· Mengikuti manhaj salafus sholeh dalam memahami Kitab dan Sunnah.
· Memiliki akhlak yang mulia.
· Mampu mendakwahkan ilmu dengan benar

Syarat-syarat Pendaftaran

1. Muslim/ muslimah yang mampu membaca Al Quran
2. Mengisi formulir pendaftaran.
3. Menyerahkan pas photo 3x4 = 2 lembar.
4. Sanggup mengikuti kegiatan perkuliahan secara penuh
5. Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh LPTN.
6. Menyerahkan surat izin belajar dari orang tua, wali, atau suami (khusus akhwat)

 

Biaya

1. Biaya Pendaftaran Rp 25.000,-
2. Biaya kuliah perbulan Rp 50.000,- *
        Ket *): Belum termasuk biaya kitab muqorror

 

Waktu dan Tempat Pendaftaran

Waktu Pendaftaran : 17 Juni 2012 s.d. 7 Juli 2012
Pukul 09.00-16.00 WIB
Tempat Pendaftran : Sekretariat Masjid Imam Bukhori, Jl. Tarumanegara Gang Jengkol Radiance Villa Jatiranggon Bekasi
Test Seleksi : Ahad, 8 Juli 2012 jam 09.00 pagi
Pengumuman Hasil Test dan Mulai Belajar :
Ahad, 15 Juli 2012

Waktu dan Tempat Kuliah

Hari : Setiap Ahad (insya Alloh akan dibuka    juga kelas khusus hari sabtu)
Waktu : Jam 07.30 s.d. Ashar
Tempat : Ruang Utama Masjid Imam Bukhori

 

 Contact Person :
 Ustadz Datiya Abu Syakir 085226881691
 Akh Abu Darda   
 083815434542

الخميس، 17 مايو 2012

Pemeriksaan Laboratorium Penderita Diabetes Mellitus


Ilustrasi : agen-gamat.biz

Pendahuluan
Diabetes Melitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. 1,2 DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai.3 Penderita DM mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini, yaitu retinopati (bisa menyebabkan kebutaan), gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa menyebabkan stroke), gangren, dan penyakit arteria koronaria (Coronary artery disease).1,2,3
Prevalensi DM sulit ditentukan karena standar penetapan diagnosisnya berbeda-beda. Berdasarkan kriteria American Diabetes Association (ADA), sekitar 10,2 juta orang di Amerika Serikat (AS) menderita DM dan yang tidak terdiagnosis sekitar 5,4 juta. Dengan demikian, diperkirakan lebih dari 15 juta orang di AS menderita DM. Sementara itu, di Indonesia prevalensi DM sebesar 1,5-2,3% penduduk usia >15 tahun, bahkan di daerah Manado prevalensi DM sebesar 6,1%.4
Pemeriksaan laboratorium bagi penderita DM diperlukan untuk menegakkan diagnosis serta memonitor Tx dan timbulnya komplikasi spesifik akibat penyakit. Dengan demikian, perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah komplikasi.1,5,6 Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui jenis pemeriksaan pada penderita DM.
Klasifikasi dan Patogenesis Diabetes Melitus
DM adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah.1,2,3 Menurut anjuran PERKENI yang sesuai dengan anjuran ADA 1997, DM bisa diklasifikasikan secara etiologi menjadi diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes dalam kehamilan, dan diabetes tipe lain.2,3,4
Diabetes Tipe 1
DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel b pankreas (reaksi autoimun). Bila kerusakan sel beta telah mencapai 80--90% maka gejala DM mulai muncul. Perusakan sel beta ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa.2,3 Sebagian besar penderita DM tipe 1 mempunyai antibodi yang menunjukkan adanya proses autoimun, dan sebagian kecil tidak terjadi proses autoimun. Kondisi ini digolongkan sebagai type 1 idiopathic. Sebagian besar (75%) kasus terjadi sebelum usia 30 tahun, tetapi usia tidak termasuk kriteria untuk klasifikasi.2
Diabetes Tipe 2
DM tipe 2 merupakan 90% dari kaaus DM yang dulu dikenal sebagai non insulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel beta. Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi insulin resistance. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif.2,3 Gejala minimal dan kegemukan sering berhubungan dengan kondisi ini, yang umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Kadar insulin bisa normal, rendah, maupun tinggi, sehingga penderita tidak tergantung pada pemberian insulin.2
DM Dalam Kehamilan
DM dan kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM) adalah kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia). Faktor risiko GDM: riwayat keluarga DM, kegemukan, dan glikosuria. GDM ini meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan makrosomia. Frekuensi GDM kira-kira 3--5% dan para ibu tersebut meningkat risikonya untuk menjadi DM di masa mendatang.2
Diabetes Tipe Lain
Subkelas DM di mana individu mengalami hiperglikemia akibat kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit Cushing’s, akromegali), penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (b-adrenergik), dan infeksi/sindroma genetik (Down’s, Klinefelter’s).2
Pemeriksaan
Untuk Dx DM: pemeriksaan glukosa darah/hiperglikemia (puasa, 2 jam setelah makan/post prandial/PP) dan setelah pemberian glukosa per-oral (TTGO).1,2,3,4,5,7
Antibodi untuk petanda (marker) adanya proses autoimun pada sel beta adalah islet cell cytoplasmic antibodies (ICA), insulin autoantibodies (IAA), dan antibodi terhadap glutamic acid decarboxylase (anti-GAD). ICA bereaksi dengan antigen yang ada di sitoplasma sel-sel endokrin pada pulau-pulau pankreas. ICA ini menunjukkan adanya kerusakan sel. Adanya ICA dan IAA menunjukkan risiko tinggi berkembangnya penyakit ke arah diabetes tipe 1. GAD adalah enzim yang dibutuhkan untuk memproduksi neurotransmiter g-aminobutyric acid (GABA). Anti GAD ini bisa teridentifikasi 10 tahun sebelum onset klinis terjadi. Jadi, 3 petanda ini bisa digunakan sebagai uji saring sebelum gejala DM muncul.2
Untuk membedakan tipe 1 dengan tipe 2 digunakan pemeriksaan C-peptide. Konsentrasi C-peptide merupakan indikator yang baik untuk fungsi sel beta, juga bisa digunakan untuk memonitor respons individual setelah operasi pankreas. Konsentrasi C-peptida akan meningkat pada transplantasi pankreas atau transplantasi sel-sel pulau pankreas.2
Sampling untuk Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Untuk glukosa darah puasa, pasien harus berpuasa 6--12 jam sebelum diambil darahnya. Setelah diambil darahnya, penderita diminta makan makanan seperti yang biasa dia makan/minum glukosa per oral (75 gr ) untuk TTGO, dan harus dihabiskan dalam waktu 15--20 menit. Dua jam kemudian diambil darahnya untuk pemeriksaan glukosa 2 jam PP.2,3,4
Darah disentrifugasi untuk mendapatkan serumnya, kemudian diperiksa kadar glukosanya. Bila pemeriksaan tidak langsung dilakukan (ada penundaan waktu), darah dari penderita bisa ditambah dengan antiglikolitik (gliseraldehida,fluoride, dan iodoasetat) untuk menghindari terjadinya glukosa darah yang rendah palsu.2,8,9 Ini sangat penting untuk diketahui karena kesalahan pada fase ini dapat menyebabkan hasil pemeriksaan gula darah tidak sesuai dengan sebenarnya, dan akan menyebabkan kesalahan dalam penatalaksanaan penderita DM.
Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa
Metode pemeriksaan gula darah meliputi metode reduksi, enzimatik, dan lainnya. Yang paling sering dilakukan adalah metode enzimatik, yaitu metode glukosa oksidase (GOD) dan metode heksokinase.1,2,8,9
Metode GOD banyak digunakan saat ini. Akurasi dan presisi yang baik (karena enzim GOD spesifik untuk reaksi pertama), tapi reaksi kedua rawan interferen (tak spesifik). Interferen yang bisa mengganggu antara lain bilirubin, asam urat, dan asam askorbat.2,8
Metode heksokinase juga banyak digunakan. Metode ini memiliki akurasi dan presisi yang sangat baik dan merupakan metode referens, karena enzim yang digunakan spesifik untuk glukosa.8 Untuk mendiagosa DM, digunakan kriteria dari konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia tahun 1998 (PERKENI 1998) 3,4,7
Pemeriksaan untuk Pemantauan Pengelolaan DM
Yang digunakan adalah kadar glukosa darah puasa, 2 jam PP, dan pemeriksaan glycated hemoglobin, khususnya HbA1C, serta pemeriksaan fruktosamin.2,3,4,7,10 Pemeriksaan fruktosamin saat ini jarang dilakukan karena pemeriksaan ini memerlukan prosedur yang memakan waktu lama.7 Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan ialah urinalisa rutin. Pemeriksaan ini bisa dilakukan sebagai self-assessment untuk memantau terkontrolnya glukosa melalui reduksi urin.1,7
Pemeriksaan HbA1C
HbA1C adalah komponen Hb yang terbentuk dari reaksi non-enzimatik antara glukosa dengan N terminal valin rantai b Hb A dengan ikatan Almidin. Produk yang dihasilkan ini diubah melalui proses Amadori menjadi ketoamin yang stabil dan ireversibel.7,10,11 Metode pemeriksaan HbA1C: ion-exchange chromatography, HPLC (high performance liquid chromatography), Electroforesis, Immunoassay, Affinity chromatography, dan analisis kimiawi dengan kolorimetri.1,2,10,11
Metode Ion Exchange Chromatography: harus dikontrol perubahan suhu reagen dan kolom, kekuatan ion, dan pH dari bufer. Interferens yang mengganggu adalah adanya HbS dan HbC yang bisa memberikan hasil negatif palsu.2,10
Metode HPLC: prinsip sama dengan ion exchange chromatography, bisa diotomatisasi, serta memiliki akurasi dan presisi yang baik sekali. Metode ini juga direkomendasikan menjadi metode referensi.10
Metode agar gel elektroforesis: hasilnya berkorelasi baik dengan HPLC, tetapi presisinya kurang dibanding HPLC. Hb F memberikan hasil positif palsu, tetapi kekuatan ion, pH, suhu, HbS, dan HbC tidak banyak berpengaruh pada metode ini.2
Metode Immunoassay (EIA): hanya mengukur HbA1C, tidak mengukur HbA1C yang labil maupun HbA1A dan HbA1B, mempunyai presisi yang baik.2
Metode Affinity Chromatography: non-glycated hemoglobin serta bentuk labil dari HbA1C tidak mengganggu penentuan glycated hemoglobin, tak dipengaruhi suhu. Presisi baik. HbF, HbS, ataupun HbC hanya sedikit mempengaruhi metode ini, tetapi metode ini mengukur keseluruhan glycated hemoglobin, sehingga hasil pengukuran dengan metode ini lebih tinggi dari metode HPLC.2,10
Metode Kolorimetri: waktu inkubasi lama (2 jam), lebih spesifik karena tidak dipengaruhi non-glycosylated ataupun glycosylated labil. Kerugiannya waktu lama, sampel besar, dan satuan pengukuran yang kurang dikenal oleh klinisi, yaitu m mol/L.10
Interpertasi Hasil Pemeriksaan HbA1C
HbA1C akan meningkat secara signifikan bila glukosa darah meningkat. Karena itu, HbA1C bisa digunakan untuk melihat kualitas kontrol glukosa darah pada penderita DM (glukosa darah tak terkontrol, terjadi peningkatan HbA1C-nya ) sejak 3 bulan lalu (umur eritrosit). HbA1C meningkat: pemberian Tx lebih intensif untuk menghindari komplikasi 2,3,4,5,7,10,11
Nilai yang dianjurkan PERKENI untuk HbA1C (terkontrol): 4%-5,9%.4 Jadi, HbA1C penting untuk melihat apakah penatalaksanaan sudah adekuat atau belum.1,18 Sebaiknya, penentuan HbA1C ini dilakukan secara rutin tiap 3 bulan sekali.4
Pemeriksaan untuk Memantau Komplikasi DM
Komplikasi spesifik DM: aterosklerosis, nefropati, neuropati, dan retinopati. Pemeriksaan laboratorium bisa dilakukan untuk memprediksi beberapa dari komplikasi spesifik tersebut, misalnya untuk memprediksi nefropati dan gangguan aterosklerosis.2,3,4,6,7
Pemeriksaan Mikroalbuminuria
Pemeriksaan untuk memantau komplikasi nefropati: mikroalbuminuria serta heparan sulfat urine (pemeriksaan ini jarang dilakukan).1,2,3,4,5,6,7,12,13,1,15,16 Pemeriksaan lainnya yang rutin adalah pemeriksaan serum ureum dan kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.4
Mikroalbuminuria: ekskresi albumin di urin sebesar 30-300 mg/24 jam atau sebesar 20-200 mg/menit.2,3,6,14 Mikroalbuminuria ini dapat berkembang menjadi makroalbuminuria. Sekali makroalbuminuria terjadi maka akan terjadi penurunan yang menetap dari fungsi ginjal. Kontrol DM yang ketat dapat memperbaiki mikroalbuminuria pada beberapa pasien, sehingga perjalanan menuju ke nefropati bisa diperlambat.3,4,6 Pengukuran mikroalbuminuria secara semikuantitatif dengan menggunakan strip atau tes latex agglutination inhibition, tetapi untuk memonitor pasien tes-tes ini kurang akurat sehingga jarang digunakan. Yang sering adalah cara kuantitatif: metode Radial Immunodiffusion (RID), Radio Immunoassay (RIA), Enzym-linked Immunosorbent assay (ELISA), dan Immunoturbidimetry. Metode kuantitatif memiliki presisi, sensitivitas, dan range yang mirip, serta semuanya menggunakan antibodi terhadap human albumin.2,6,12,14 Sampel yang digunakan untuk pengukuran ini adalah sampel urine 24 jam.15
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Mikroalbuminuria
Menurut Schrier et al (1996), ada 3 kategori albuminuria, yaitu albuminuria normal (<20 mg/menit), mikroalbuminuria (20--200 mg/menit), Overt Albuminuria (>200 mg/menit).2,17 Pemeriksaan albuminuria sebaiknya dilakukan minimal 1 X per tahun pada semua penderita DM usia > 12 tahun.17
Pemeriksaan untuk Komplikasi Aterosklerosis
Pemeriksaan untuk memantau komplikasi aterosklerosis ini ialah profil lipid, yaitu kolesterol total, low density lipoprotein cholesterol (LDL-C), high density lipoprotein cholesterol (HDL-C), dan trigliserida serum, serta mikroalbuminuria.4,5,7,18 Pada pemeriksaan profil lipid ini, penderita diminta berpuasa sedikitnya 12 jam (karena jika tidak puasa, trigliserida > 2 jam dan mencapai puncaknya 6 jam setelah makan).21
Pemeriksaan untuk Komplikasi Lainnya
Pemeriksaan lainnya untuk melihat komplikasi darah dan analisa rutin. Pemeriksaan ini bisa untuk melihat adanya infeksi yang mungkin timbul pada penderita DM.3
Untuk pemeriksaan laboratorium infeksi, sering dibutuhkan kultur (pembiakan), misalnya kultur darah, kultur urine, atau lainnya. Pemeriksaan lain yang juga seringkali dibutuhkan adalah pemeriksaan kadar insulin puasa dan 2 jam PP untuk melihat apakah ada kelainan insulin darah atau tidak. Kadang-kadang juga dibutuhkan pemeriksaan lain untuk melihat gejala komplikasi dari DM, misalnya adanya gangguan keseimbangan elektrolit dan asidosis/alkalosis metabolik maka perlu dilakukan pemeriksaan elektrolit dan analisa gas darah. Pada keadaan ketoasidosis juga dibutuhkan adanya pemeriksaan keton bodies, misalnya aceton/keton di urine, kadar asam laktat darah, kadar beta hidroksi butarat dalam darah, dan lain-lainnya. Selain itu, mungkin untuk penelitian masih dilakukan pemeriksaan biomolekuler, misalnya HLA (Human Lymphocyte Antigen) serta pemeriksaan genetik lain.
Kesimpulan
DM adalah kelainan metabolisme karbohidrat yang merupakan kelainan endokrin terbanyak.. Di Indonesia, prevalensi DM sebesar 1,5--2,3% penduduk usia > 15 tahun, bahkan di Manado didapatkan prevalensi DM sebesar 6,1%.
Penderita DM mempunyai risiko komplikasi yang spesifik, yaitu retinopati, gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis, stroke, gangren, ataupun penyakit arteria koronaria. Pemeriksaan laboratorium DM: menegakkan Dx serta memonitor Tx dan timbulnya komplikasi. Pemeriksaan Dx: kadar gula darah puasa dan 2 jam PP, TTGO (lihat konsensus PERKENI 1998 ).
Pemeriksaan monitor Tx: kadar glukosa puasa, 2 jam PP dan HbA1C, serta urinalisa rutin. Pemeriksaan yang mendeteksi kelainan nefropati dini: mikroalbuminuria (masih reversibel), dan yang rutin adalah serum ureum dan kreatinin untuk melihat fungsi ginjal. Pemeriksaan untuk memantau komplikasi aterosklerosis: profil lipid (kolesterol total, low density lipoprotein cholesterol/LDL-C, high density lipoprotein cholesterol (HDL-C), dan trigliserida serum), serta mikroalbuminuria.
Pemeriksaan adanya komplikasi lain: darah dan urinalisa rutin (adanya infeksi), kultur urine maupun darah, elektrolit serta analisa gas darah, keton /aceton urine, asam laktat darah, insulin darah, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
  1. Dods R.F, Diabetes Mellitus, In Clinical Chemistry: Theory, Analysis, Correlation, Eds, Kaplan L.A, Pesce A.J, 3rd Edition, Mosby Inc, USA, 1996:613-640
  2. Sacks D.B., Carbohydrates, In Tietz Fundamentals of Clinical Chemistry, Eds Burtis C.A, Ashwood E.R, 5th Edition, W.B. Saunders Company, USA, 2001:427-461
  3. Foster D.W, Diabetes Mellitus, In Harrison’s Principles of Internal Medicine, Eds Fauci, Braunwald, Isselbacher, et al, 14th Edition, McGraw-Hill Companies, USA, 1998:623-75
  4. Hendromartono, Consensus on The Management of Diabetes Mellitus (Perkeni 1998), In Surabaya Diabetes Update VI, Eds Tjokroprawiro A, Hendromartono, Sutjahjo A, Tandra H., Pranoto A., Surabaya, 1999:1-14
  5. Kaplan, L.A., Laboratory Approaches, In Method’s in Clinical Chemistry, Eds Amadeo J, Kaplan L.A., 1987:94-96
  6. Tabaei B.P., Al-Kassab A.S., Ilag L.L., et al, Does Microalbuminuria Predict Diabetic Nephropathy?, Diabetes Care, 24:9, 2001:1560-1566
  7. Alberti K.G.M.N., Zimmet P., DeFronzo R.A., International Textbook of Diabetes Mellitus, Second Edition, John Wiley & Sons Ltd., England, 1997:1027-1074
  8. Kaplan, L.A, Carbohydrates and Metabolites, In Method’s in Clinical Chemistry, Eds Amadeo J, Kaplan L.A., 1989:850-856
  9. Landt M., Glyceraldehide Preserves Glucose Concentrations in Whole Blood Specimens, Clinical Chemistry, 46:8, 2000:1144-1149
  10. King, M.E., Glycosylated Hemoglobin, In Method’s in Clinical Chemistry, Eds Amadeo J, Kaplan L.A., 1987:113-116
  11. Peterson, K.P., Pavlovich J.G., Goldstein D., et al., What is Hemoglobin A1c? An Analysis of Glycated Hemoglobins by Electrospray Ioni-zation Mass Spectrometry, Clinical Chemistry, 44:9, 1998:1951-1958
  12. Gendler, S.M., Albumin, In Method’s in Clinical Chemistry, Eds Amadeo J, Kaplan L.A., 1987:1066-1073
  13. Larson, T.S., Santanello N., Shahinfar S., O’Brien P.C., et al, Trend in Persistent Proteinuria in Adult-Onset Diebetes, Diabetes Care, 23:1, 2000:51-56
  14. Mogensen C.E., Viberti G.C., Peheim E., Kutter D., et al, Multicenter Evaluation of Micral-Test II Test Strip, an Immunologic Rapid Test for the Detection of Microalbuminuria, Diabetes Care, 20:11, 1997:1642-1646
  15. Newman D, Price C.P, Renal Function, In Tietz Fundamentals of Clinical Chemistry, Eds Burtis C.A, Ashwood E.R, 5th Edition, W.B. Saunders Company, USA, 2001:698-722
  16. Pedrinelli R., Glampletro O., Carmassi F., Melillo E., et al, Microalbuminuria and Endothelial Dysfunction In Essential Hypertension, Lancet, 344, 1994:14-18
  17. Yogiantoro M., Management of Diabetic Nephropathy, In Surabaya Diabetes Update VI, Eds Tjokroprawiro A, Hendromartono, Sutjahjo A, Tandra H., Pranoto A., Surabaya, 1999:63-68
  18. Rifai N, Albers J.J., Bachorik P.S, Lipids, Lipoproteins and Apolipoproteins, In Tietz Fundamentals of Clinical Chemistry, Eds Burtis C.A, Ashwood E.R, 5th Edition, W.B. Saunders Company, USA, 2001:462-493
  19. Naito, H.K., Cholesterol, In Method’s in Clinical Chemistry, Eds Amadeo J, Kaplan L.A., 1987:1156-1176
  20. Naito, H.K., High-density Lipoprotein (HDL) Cholesterol, In Method’s in Clinical Chemistry, Eds Amadeo J, Kaplan L.A., 1987:1179-1192
  21. Naito, H.K., Triglycerides, In Method’s in Clinical Chemistry, Eds Amadeo J, Kaplan L.A., 1987:1215-1226
ANIK WIDIJANTI DAN BERNARD THEODORE RATULANGI 
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Saiful Anwar / FK Unibraw, Malang

Sumber : www.tempo.co.id

الأحد، 29 أبريل 2012

Vitamin C dosis tinggi turunkan Hipertensi


Ilustrasi : kompas.com

Penyakit tekanan darah tinggi atau lebih dikenal dengan nama hipertensi tergolong silent killer, penyakit yang tak menunjukkan gejala kritis namun bisa menyebabkan serangan fatal. Setidaknya 500 mg vitamin C per hari untuk rata-rata delapan minggu ternyata dapat memiliki efek positif pagi penderita darah tinggi.

MEMILIKI penyakit darah tinggi biasanya berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler seperti gangguan jantung dan stroke. Para peneliti di Johns Hopkins memiliki kabar gembira untuk mereka para penderita hipertensi. Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa, konsumsi dosis tinggi vitamin C dapat membantu mengurangi masalah hipertensi pada orang dewasa.
Penelitian, yang diterbitkan dalam edisi terbaru American Journal of Clinical Nutrition, menemukan bahwa konsumsi vitamin C secara teratur dapat menyebabkan penurunan moderat tekanan darah seseorang.
Seperti dikutip laman Yahoonews, studi ini disebut sebagai review, yang menganalisis penelitian sebelumnya untuk pola dan observasi. Dalam hal ini, para ilmuwan melihat data dari 29 uji klinis sebelumnya yang melibatkan lebih dari 1.400 orang untuk mencapai kesimpulan mereka, menurut Baltimore Sun.
Apa yang ditemukan dari studi ini ? Kesimpulan awal menunjukkan bahwa mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C, setidaknya 500 miligram per hari untuk rata-rata delapan minggu, dapat memiliki efek positif, khusus untuk seseorang yang menderita hipertensi. Jumlah ini setara dengan sekitar lima kali rekomendasi harian saat ini.
Vitamin C mungkin dapat memelihara atau melindungi tingkat oksida nitrat dalam tubuh. Fungsi oksida nitrat adalah khusus untuk membantu menjaga tekanan darah yang sehat.
Penelitian sebelumnya seputar manfaat kesehatan dari vitamin C telah berfokus pada kemungkinan peran nutrisi sebagai diuretik. Dengan demikian, dapat membantu ginjal untuk lebih efisien membersihkan tubuh dari kelebihan natrium dan air, yang memiliki efek menurunkan tekanan darah dengan relaksasi pembuluh darah.
Meski begitu, peneliti Johns Hopkins belum merekomendasikan hasil penelitiann ini untuk banyak orang. Dr Edgar R. Miller III, salah satu peneliti utama dalam studi tersebut juga mengatakan dalam siaran pers resmi, bahwa terlalu dini untuk merekomendasikan aksi tertentu. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dampak yang tepat dari vitamin C pada tekanan darah.
Studi awal menurut para pakar juga tidak dirancang untuk membuktikan apakah ada manfaat jangka panjang dari hasil konsumsi dosis tinggi vitamin C. Secara khusus, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mengambil sejumlah besar vitamin C akan menurunkan risiko seseorang terkena serangan jantung  atau menurunkan risiko seseorang dari stroke.

الجمعة، 27 أبريل 2012

Penelitian terbaru : Tulang dibuat dari kayu


Ilustrasi : fema.ipb.ac.id

Para ilmuwan Italia dari Pusat Penelitian Univeritas Florense (University of Florence) telah sampai pada penemuan tentang tatacara membuat tulang-tulang dari kayu dari beberapa jenis pohon. Dan ini yang mensuplai bahan baku alternatif baru untuk pembuatan tulang yang rusak yang disebabkan oleh patah tulang akibat kecelakaan atau kanker!
Dan penemuan ilmiah baru ini berdasarkan pada pengubahan kayu menjadi bahan baku yang keras dan tahan lama yang dapat meniru sifat-sifat khusus tulang manusia sampai batas tertentu. Salah seorang peneliti dan sekaligus ketua kelompok dalam riset (penelitian) ini, yaitu Anna Tampieri berkata:” Sesungguhnya pembuatan tulang ini (dari kayu) dilakukan dengan memanaskan kayu beberapa kali dan memprosesnya dengan tekanan tinggi dengan mengubah komposisi kimianya dengan menambahkan kalsium dan fosfat ke dalamnya agar menjadi bahan yang kuat dan tahan lama yang memungkinkan untuk tetap berada dengan tulang daging asli. Kemudian pekerjaan disempurnakan dengan membuat struktur internalnya mirip dengan tulang manusia.”
Tulang buatan terbuat dari kayu setelah dipanaskan dan melalui proses dengan penambahan beberapa bahan kimia. Dan hasilnya adalah sebuah tulang seperti tulang alami (asli), namun tidak memiliki ruh (nyawa)! Hal ini berdasarkan pernyataan Majalah kimia “Journal of Materials Chemistry”.
Tampere mengatakan:”celah-celah dan lubang-lubang yang terbentuk di dalam tulang buatan akan memungkinkan mengalirnya darah, saraf dan bagian-bagian yang lain dari tulang alami ke tulang alternatif yang baru yang ditandai dengan kosongnya dari bahan-bahan buatan dan kemampuannya untuk menopang berat badan sebagaimana tidak perlu untuk dirubah.”
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan pohon, dan menjadikannya berubah menjadi bahan bakar selama kurun waktu jutaan tahun, demikian juga Dia Mahamampu menghidupkan kembali tulang yang telah mati, agar kita merenungkannya ….
Di dalam (al-Qur’an) banyak sekali rahasia tersembunyi yang tidak diketahui melainkan oleh orang-orang yang mau men-tadabbur-i (mencermati/memikirkan) kitab yang Agung ini. Maka seluruh ayat-ayat di dalam al-Qur’an saling terkait antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya, dengan keterkaitan yang kuat untuk membentuk susunan bahasa yang tepat. Dan ini adalah suatu hakekat yang akan kita ungkap melalui teks al-Quran berikut ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
(وَضَرَبَ لَنَا مَثَلاً وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ * قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ * الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ) [يس: 78-80].
”Dan dia (orang yang mengingkari adanya hari kebangkitan/akherat) membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata:”Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang hancur telah luluh?”
Katakanlah:”Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama.Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. yaitu Rabb yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”
 (QS. Yaasiin: 78-80)
Ada orang yang menyangkal (meningkari) kebangkitan manusia setelah kematiannya, dan dia mengatakan bahwa manusia akan mati dan berubah menjadi debu dan tulang akan usang, mengalami kerusakan dan ini adalah akhir dari perjalannya. Oleh sebab itu Allah Subhanahu wa Ta’ala membantah perumpaan-perumpaan (permisalan) mereka.Maka Dia berfirman:
(قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ)
”Katakanlah:”Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama?.” (QS. Yaasiin: 79)
Ini adalah dalil yang pertama, yaitu bahwa yang menciptakan tulang ini dari sesuatu yang tidak ada, lebih mudah untuk menghidupkannya kembali (mengembalikannya seperti sedia kala).
Maka seorang insinyur bangunan yang membangun menara dari bahan baku awal, tidak diragukan lagi kalau dia dapat membangunnya kembali jika rusak. Hal ini mungkin dilakukan oleh kemampuan manusia, maka bagaimana dengan kemampuan (kekuasaan) Tuhannya manusia?!
Dalil kedua yang dikemukakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai contoh (permisalan) dari alam pohon yang kita lihat setiap hari di mana Dia berfirman:
(الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا)
”….(yaitu) Dia (Rabb) yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau….” (QS. Yaasiin: 80)
Maksudnya, bahwa Dzat yang mengatur keadaan pohon dan tanaman setelah usang, menghilang dan tenggelam dalam tanah hingga tidak tersisa sedikitpun. Sesungguhnya Dzat yang menjadikannya (pohon dan tanaman) berfermentasi dan berubah menjadi minyak bumi, gas alam dan batubara. Dan hal-hal ini, pada hari ini kita dapat memanfaatkannya sebagai bahan bakar untuk penghangat, industri dan transportasi. Dan sesungguhnya Dzat yang menciptakan kondisi dan aturan-aturan yang menjamin kembalinya kehidupan bagi pohon-pohon dalam bentuk bahan bakar, mampu menciptakan kondisi baru yang mengembalikan kehidupan manusia setelah kematian mereka!
Dan pertanyaannya di sini adalah: Mengapa Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan perumpamaan/permisalan ini? Apa hubungan antara tulang dan pohon? Pada tahapan pertama tampak bagi kita, bahwa tidak ada hubungan antara keduanya, akan tetapi penemuan baru menegaskan adanya hubungan yang kuat antara susunan tulang belulang dan pohon-pohon. Dan hungungan ini tidak terbesit dalam pikiran salah seorang pun dari manusia, seandainya tidak terungkap penemuan baru ini.
Sisi Keajaiban
Wahai saudara-saudaraku tercinta! Sesungguhnya pembuatan tulang dari pohon adalah sesuatu yang baru, yang tidak diketahui oleh satu orang pun pada saat turunnya Al-Quran. Dan jika Al-Quran telah menggunakan permisalan/perumpaan dengan pohon pada tema tentang kebangkitan (dihidupkannya kembali) tulang padahal dia sudah lapuk. Maka ini mengisyaratkan (menujukkan) adanya hubungan antara tulang dan pohon. Namun, tulang yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dibedakan dengan adanya ruh yang ditiupkan ke dalamnya, berbeda dengan tulang yang dibuat oleh manusia, yang mana tidak ada ruh yang ditiupkan di dalamnya.
Hal kedua adalah bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan fakta-fakta ilmiah untuk membuktikan/menetapkan kebenaran Kitab-Nya dan kebenaran janji-Nya. Dan orang yang mengingkari penciptaan kembali tulang (setalah hancur) membutuhkan bukti ilmiah agar dia yakin bahwasanya mungkin untuk membuat tulang dari bahan dasar pohon (kayu) oleh tangan manusia. Dan termasuk hal yang sudah sangat jelas bahwa AllahSubhanahu wa Ta’ala lebih mampu dan lebih agung dibandingkan para hamba-Nya. Maka Dia mampu (Mahakuasa) untuk menciptakan kembali tulang-tulang tersebut.
Hal Ketiga, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisyaratkan kepada suatu hal yang penting yaitu adanya energi dalam bentuk api (panas) yang Allah simpan di pepohonan. Energi ini tetap ada (tidak hilang) selama ribuan tahun disebabkan faktor alam (adanya proses alami) sehingga pohon-pohon tersebut berubah menjadi batubara gas alam dan minyak bumi.
Dan penemuan baru ini (tentang energi) telah diisyaratkan oleh al-Qur’an dengan siyarat yang halus dengan kata:نَارًا (api), karena kita tidak mengambil manfaat dari sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas, kecuali setelah ia dibakar dan mengubahnya menjadi api. Dan selanjutnya bisa menghasilkan energi mekanik (otomotif) dan listrik dari api ini. Seandainya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:”Sesungguhnya pohon-pohon ini akan berubah menjadi minyak bumi” niscaya tidak ada satupun orang yang paham dengan seruan Al-Qur’an. Akan tetapi, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan kata نَارًا (api), agar cocok untuk setiap masa (zaman) bagaimana bentuk perkembangan ilmu pengetahuannya. Maka Mahasuci Allah
Silahkan baca artikel terkait dengan tema ini dalam bahasa Inggris: New Artificial Bone Made of Wood, http://news.discovery.com/ Aug 10, 2009 dan Turning wood into bones, http://news.bbc.co.uk/2/hi/8446637.stm , 8 January 2010
(Sumber:الشجر والعظام dari www.kaheel7.com/ar. Diterjemahkan dan diposting oleh Abu Yusuf Sujono)
Dikutip dari